Sukses

Istri Presiden Kamerun Glamor di Tengah Kemiskinan Negaranya

Chantal Biya, First Lady Kamerun ini punya gaya rambut yang khas.

Liputan6.com, Yaounde Senin, 4 Agustus 2014, adalah hari dimulainya United States – Africa Leaders Summit. Konferensi ini berlangsung hingga Rabu, 6 Agustus 2014, di Washington D.C. Ada berbagai tema pemberitaan media terkait acara di mana President Amerika, Barack Obama, menjadi host-nya itu.

Beberapa di antaranya tak terkait langsung dengan isu-isu yang diangkat dalam pertemuan tersebut. Contohnya adalah artikel The Washington Post yang berjudul `The First Lady of Cameroon and Her Hair Have Touched Down in D.C.`. Artikel itu lebih menyoroti sosok Chantal Biya.

Rambut merah menyala yang berukuran tinggi layaknya api yang berkobar dari Chantal jelas menjadi santapan awak media ketika ia menginjakkan kakinya di Amerika bersama dengan sang suami, Paul Biya yang adalah Presiden Kamerun sejak tahun 1982.

Chantal Pulcherie Vigouroux lahir di Kamerun pada tahun 1951. Ayah Chantal adalah seorang ekspatriat asal Prancis bernama Georges Vigouroux. George menikah dengan pemenang kontes kecantikan bernama Rosette Ndongo Mengolo. Dari pernikahan pasangan itu lahirlah Chantal.

Chantal menikah dengan Paul Biya pada tahun 1994. Chantal bukanlah istri pertama Biya. Istri pertama Biya, Jeanne-Irene biya, meninggal pada tahun 1992. Pada tahun 1994, sebuah organisasi bernama Chantal Biya Foundation didirikannya untuk mengurus masalah kemiskinan dan kesehatan.

Berdasarkan data dari World Bank, Gross Domestic Product (GDP) Kamerun pada tahun 2013 hanya sebesar US$ 29,27 miliar. Untuk perbandingan, GDP Indonesia di tahun yang sama adalah sebesar US$ 868,3 miliar. Seperti dilansir dari Huffington Post, Rabu (20/8/2014), hampir sebanyak 40% warga Kamerun hidup di bawah garis kemiskinan.

Melihat kondisi Kamerun yang seperti ini, tampilan Chantal yang adalah The First Lady of Cameroon menuai banyak kritikan. Di tengah kondisi kesulitan ekonomi warga Kamerun, Chantal dengan terbuka menyatakan bahwa beberapa label fesyen mewah asal Eropa yang menjadi favoritnya adalah Dior dan Chanel, seperti dikutip dari artikel nymag.com berjudul `A First Lady You Should Know About: Chantal Biya of Cameroon`.

Selain masalah ekonomi, masalah lain yang ada di Kamerun adalah perihal kebebasan berpendapat. Bertrand Teyou, penulis buku biografi Chantal yang berjudul `The Belle of the Banana Republic: Chantal Biya, from the Streets to the Palace`, dipenjara terkait penulisan buku yang mengungkap latar belakang Chantal yang berasal dari keluarga biasa saja sebelum menjadi istri presiden.

Video Terkini