Liputan6.com, Inggris Cantik, muda dan berbakat. Itulah tiga kata yang mewakili Elle Kaye, seniman wanita asal Inggris yang baru berusia 22 tahun. Cabang seni yang digeluti Elle terbilang hanya sedikit yang menggelutinya, yaitu taxidermy.
Bagi Anda yang penasaran, taxidermy adalah sebuah cabang kesenian di mana hewan-hewan yang sudah mati diawetkan dan dijadikan pajangan seperti diorama yang dipamerkan di museum-museum.
Advertisement
Umumnya hal ini dilakukan dengan cara mengeluarkan daging dan organ hewan yang sudah mati, kemudian kulitnya diawetkan dan diisi dengan kapas atau benda lain untuk mendapatkan bentuk asli hewan.
Mengonsumsi Daging Hewan Mati
Seperti yang dilansir dari Odditycentral, Selasa (26/8/2014), Elle Kaye menjadi sorotan banyak orang bukan hanya karena cabang seni yang digelutinya, namun dirinya juga mengonsumsi daging hewan mati yang hendak ia jadikan karya seni.
"Bagi saya, itu adalah pilihan dan gaya hidup," kata Elle.
“Saya senang melakukan daur ulang daging hewan yang telah mati. Hal ini sangat penting karena saya mendukung taxidermy,” ucap wanita yang belajar seni di Universitas Loughborough, Inggris.
Advertisement
Daging Kelinci, Tupai, Rusa dan Burung
Elle senang memakan daging hewan seperti kelinci, tupai, rusa, dan burung. Jika dagingnya segar maka Elle tidak ragu untuk memakannya dan membuang organ serta sisa daging yang sudah busuk.
Bukan cuma daging bangkai, kulit sisa hewan yang dimakannya itu akan dibuat karya seni seperti ornamen yang unik ataupun pakaian dari kulit hewan.
Biasanya hewan yang dagingnya dimakan oleh Elle adalah berasal dari hewan yang mati karena sakit atau tertabrak kendaraan di jalan raya.
Menurut Elle tindakannya itu bijaksana karena dengan begitu ia memastikan nyaris semua bagian tubuh hewan yang mati akan bermanfaat, tidak seperti seniman taxidermy lain yang kebanyakan hanya mengambil kulit dan kepala hewan saja.
Lebih lanjut, tindakan Elle yang dinilai tak wajar ini pun mengundang berbagai kontroversi. Selain itu karya seninya yang berupa buket bunga, yang terbuat dari tikus-tikus yang diawetkan pun juga mengundang kontroversi. (Ars)