Sukses

Gunakan Benda Suci Suku Indian, Desainer New Zealand Dikritik

Dame Trelise Cooper, desainer New Zealand, dikritik karena gunakan headdress suku Indian di New Zealand Fashion Week.

Liputan6.com, Wellington Dame Trelise Cooper adalah seorang desainer fesyen yang berpartisipasi dalam New Zealand Fashion Week yang berlangsung pada 25 – 31 Agustus 2014. Karya-karya yang ditampilkan oleh Dame terinspirasi dari budaya suku Indian, suku asli Amerika.

Karya-karya yang ditampilkan Dame sangat indah namun ada satu hal yang disesalkan oleh banyak pihak. Hal tersebut adalah digunakannya headdress suku Indian. Bagi suku Indian item untuk kepala itu memiliki nilai yang suci.

Digunakannya headdress tersebut dalam fashion show Dame menurut banyak orang adalah tindak tak menghormati budaya suku asli Amerika. Merespons kritik dari banyak orang mengenai hal itu, Dame memberi pernyataan maaf dan mengaku bahwa hal tersebut terjadi karena ketidaktahuannya.

Bersama permintaan maaf yang ditulis di akun Facebooknya, Dame juga mengatakan bahwa ia sangat menghormati tiap kebudayaan dan sama sekali tak bermaksud untuk menyinggung siapapun melalui karya-karyanya. “Saya harap melalui kejadian ini, masyarakat tahu tentang kesucian headdress itu bagi suku asli Amerika,” tulisnya di Facebook.

Ini bukan pertama kalinya kejadian headdress suku asli Amerika digunakan di dunia fesyen. Seperti dilansir dari The Daily Mail, Kamis (28/8/2014), rumah mode Chanel pada bulan Desember 2013 dikritik karena menggunakan headdress itu pada fashion show. Hal serupa juga menimpa label Victoria’s Secret yang mengguanakan item suci suku Indian itu pada tahun 2012.