Sukses

Ada Kerak Telor Betawi di Festival Tabot Bengkulu

Salah satu kuliner khas ibukota Jakarta, kerak telor Betawi ikut mewarnai jajaran kuliner di Festival Tabot yang dihelat di Bengkulu.

Liputan6.com, Bengkulu- Ada yang unik dalam perhelatan festival tabot Bengkulu tahun 2014. Salah satu kuliner khas ibukota Jakarta, kerak telor Betawi ikut mewarnai jajaran kuliner dalam kegiatan yang dihelat di Lapangan Merdeka View Tower Kota Bengkulu tersebut.

Zakaria Ridwan (32) atau biasa disapa Bang Jaki bersama 5 orang rekannya sengaja datang meramaikan Festival Tabot dengan merogoh kocek pribadi.

"Kami ingin menepis anggapan bahwa budaya betawi itu monoton dan tidak berkembang, meskipun hanya lewat kerak telor kami warga betawi ingin menyapa saudara saudara kami di Bengkulu dan membuktikan kami bisa juga keluar dari Jakarta dan bergabung disini," ujar Bang Jaki di arena festival tabot Bengkulu (1/11/2014).

Dia memang merancang gerobak dagangan yang praktis dengan sistem bongkar pasang sebanyak 6 unit. Mereka bergerak dari Jakarta ke Bengkulu menumpang Bus antar kota.

Untuk bahan baku pembuatan kerak telor, mereka hanya membawa bahan utama saja, seperti bumbu, bawang goreng dan serundeng atau kelapa goreng yang dibumbui dan diberi pemedas. Sedangkan bahan lain seperti telor, beras ketan dan arang batok kelapa, mereka membeli di pasar tradisional Bengkulu.

Harga yang dipatok untuk satu porsi kerak telor buatan Bang Jaki dan kawan kawan adalah Rp 15 ribu, itupun dijual bagi kalangan tertentu. Jika warga desa dan anak muda, dia mematok setengah harga. Bahkan dalam dua hari pertama festival ini dibuka, mereka bahkan menggratiskan dagangannya.

Dewi Melani (36) orang Betawi yang sudah belasan tahun tinggal di Bengkulu karena tugas kerja dan bersuamikan orang Bengkulu mengaku senang dengan kehadiran kerak telor. Warga Paseban, Salemba Jakarta ini mengaku dengan makan kerak telor, bisa sedikit mengobati rasa rindu kampung halamannya.

"Rasanya sama dengan yang dijual di Jakarta. Mudah mudahan tahun depan mereka datang lagi ke Bengkulu," ujar Dewi yang bekerja sebagai PNS Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu ini.