Sukses

Festival Tabot 2014 Meriah Digelar: Siap Menjadi Event Nasional

Sukses digelar, Festival Tabot siap menjadi event nasional.

Liputan6.com, Jakarta Ratusan ribu masyarakat Bengkulu tumpah ruah kepusat kota untuk menyaksikan perhelatan akbar, Festival Tabot 2014.  Mereka bersuka cita mengiringi pembuangan tabot dari Lapangan Merdeka hingga ke Padang Karbala, Kelurahan KebunTebeng, Bengkulu, belum lama ini.

Seperti yang dilansir dari Indonesia.travel, Kamis (6/11/2014), festival yang diselenggarakan pada 24 Oktober hingga 3 November lalu diramaikan dengan beberapa agenda, di antaranya adalah: upacara pengambilan tanah, duduk penja, menjara, meradai, bersanding dan tabot terbuang.

Khusus untuk hari prosesi tabot terbuang, seluruh sekolah di Kota Bengkulu diliburkan. Selama 10 hari berturut-turut, acara juga dimeriahkan dengan pagelaran seni, permainan tradisional rakyat dan pameran.

Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah, berharap bahwa Festival Tabot diakui sebagai agenda event nasional sehingga untuk kedepannya dapat mendatangkan wisatawan mancanegara.

“Secara resmi belum ada pernyataan dari Kementerian Pariwisata bahwa festival ini akan dijadikan event nasional. Kami pun tidak munafik, membutuhkan dana atau pemikiran untuk mengakomodir festival ini ke arah yang lebih baik. Ritual tabot bisa berjalan sendiri karena sudah tradisi namun festival yang selama 10 hari ini bisa dikemas,” jelas Junaidi Hamsyah.

Bujang HR, Kepala Dinas Pariwisata Kota Bengkulu menambahkan, Festival Tabot memang baru bisa berkontribusi meningkatkan kunjungan wisatawan sebesar 4 persen. Pengunjung yang ingin melihat, biasanya berasal dari kabupaten-kabupaten di Provinsi Bengkulu maupun dari provinsi tetangga saja, ada beberapa yang berasal dari Iran.



“Sejarah penyelenggaraan tabot punya hubungan erat dengan negara di Timur Tengah terutama Iran, ada beberapa turis dari Iran yang datang ke Bengkulu untuk melihat festival ini. Walikota Bengkulu pun direncanakan diundang ke Iran untuk melakukan kerjasama,” kata Bujang HR.

Tabot sendiri dalam kitab suci Islam diartikan sebagai sebuah peti yang berisi kitab Taurat. Peti itu dilambangkan melalui menara tabot yang dibuat kira-kira satu bulan dengan bentuk menara, lengkap dengan warna-warni kertas hias, patung-patung, dan doa-doa dalam huruf Al-Qur'an. Tabot yang wajib dibuat oleh Keluarga Keturunan Tabot (KKT) berjumlah 17 buah, diantaranya tabot imam yang merupakan tabot utama, dan tabot bangsal yang khusus dibuat oleh wanita. Akan tetapi, warga pun tidak mau kalah, mereka kompak membuat tabot-tabot pembangunan untuk sekadar memeriahkan festival ini.

Penyelenggaraan tabot merupakan bagian dari pendekatan diri kepada Alllah. Menurut Ahmad Syafril, Ketua Keturunan Keluarga Tabot (KTT), tidak ada hubungan antara bencana dengan ritual ini.

“Tidak benar kalau jika tidak menyelenggarakan tabot maka masyarakat Bengkulu akan terkena bencana. Ini adalah tradisi yang sudah diselenggarakan selama ratusan tahun untuk menyambut Hijriah,” kata Ahmad Syafril.

Dari sekian banyak lomba yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu, yang mendapat antusias tinggi dari penduduk setempat adalah lomba telong-telong, yakni kompetisi yang memancing warga untuk kreatif dalam membuat lampion hias. Tidak tanggung-tanggung, mereka membuat lampion dengan tinggi bermeter-meter dan bentuk yang menarik.