Sukses

Adi Mulyadi yang Tetap Fokus Rancang Busana Kontes Kecantikan

Dalam wawancara dengan Liputan6.com, desainer Adi Mulyadi mengaku tetap fokus merancang busana-busana kontes kecantikan.

Liputan6.com, Jakarta Saat ini dunia rancang busana untuk kontes kecantikan tampaknya belum menempati bahasan utama dari wilayah fesyen. Meskipun demikian, hal itu belum mendorong desainer Adi Mulyadi untuk pindah jalur dari fokus garapannya merancang pakaian-pakaian untuk kontestan beauty pageant.

“Belum terpikir. Saya mengikuti alur saja. Saya percaya bahwa semua sudah diatur Tuhan. Mungkin saja satu saat saya akan pindah ke bidang busana siap pakai,” ucap Adi saat bicara tentang hal tersebut kepada Liputan6.com di kediamannya di daerah Rawamangun, Jakarta, Selasa (28/10/2014).

Cita-citanya adalah untuk memberdayakan orang-orang di sekitarnya, membuka lapangan kerja bagi banyak orang. Selain itu, selazimnya impian banyak desainer, Adi juga ingin agar suatu saat dapat go international.

Di hari wawancara, Adi menampilkan beberapa karyanya. Tiga di antaranya adalah kebaya-kebaya gaun yang megah dan anggun. Rancangan-rancangan tersebut memang cocok untuk dikenakan oleh sosok seorang Putri.

“Yang terkakhir dipakai oleh Margenie Winarti, wakil Indonesia untuk Miss Grand International 2014,” cerita Adi yang juga menyebut karyanya dipakai oleh 34 finalis Miss Indonesia 2014 dan pada tahun 2013 karyanya dikenakan oleh Puteri Indonesia 2012, Whulandary Herman, untuk malam Grand Final Miss Universe 2013, dan sederet karya-karya untuk beauty pageant lain.

Kecimpung Adi di dunia desain busana kontes kecantikan bukanlah sesuatu yang diniatkan sejak awal. Pada mulanya, Adi merancang berbagai jenis busana. Semua mulai berbeda sejak April 2010. Saat itu, desainer yang pada bulan Februari 2010 mendirikan label fesyen `Baes` ini menjadi pengisi fashion show di sebuah acara di mana temannya menjadi MC.

“Teman saya yang menjadi MC di sana memperkenalkan saya dengan Putri Indonesia saat itu. Dari pertemuan itu saya menjalin kerja sama dengan Yayasan Putri Indonesia. Kerja sama itu tetap terjalin hingga saat ini. Dari situ, saya kemudian menjalin kerja sama dengan berbagai beauty pageant lainnya,” kisah Adi.

Dalam membuat busana-busana untuk beauty pageant, Adi mengungkap bahwa ia ingin menampilkan kesan asimetri dengan pilihan warna-warna terang sebagai karakter dari busana-busananya. Diakui oleh Adi bahwa saat membuat rancangan-rancangan untuk kontes kecantikan itu ada aturan-aturan pihak penyelenggara yang harus dipatuhi.

Berada dalam koridor pihak penyelenggara kontes kecantikan kala merancang, Adi selalu berusaha agar karakter rancangannya tetap tampil. Hingga kini Adi masih merancang jenis busana-busana lain untuk klien-kliennya, misalnya untuk acara-acara penghargaan dan pemotretan majalah.

Flashback ke awal mula karirnya sebagai desainer, Adi bercerita bahwa sebelum masuk ke dunia fesyen, dirinya bekerja pada sebuah bank pemerintah di Yogyakarta. Ia kemudian bekerja sebagai marketing dekorasi di sebuah bridal ternama di Jakarta. Setelah terjun ke dunia bridal, timbul ketertarikan Adi pada dunia fesyen hingga kemeduian menekuninya sampai saat ini.