Liputan6.com, Jakarta Anak-anak mungkin belum punya konsep tentang baju desainer, namun jelas mereka punya selera dalam menentukan baju apa yang ingin dipakai. Penilaian mereka terhadap sebuah karya akan banyak ditentukan oleh bagaimana model baju tersebut dapat menarik perhatian mereka.
Penilaian khas anak-anak itu tak tercemari dengan pandangan mengenai prestisius atau tidaknya sebuah label atau desainer. Kepada klien-klien seperti inilah seorang desainer harus sungguh-sungguh mengerahkan kemampuannya bila ingin menghasilkan sesuatu yang menarik di mata klien-klien itu.
Baca Juga
Hal ini sedikit-banyak dialami oleh desainer muda bernama Rosalindynata Gunawan. Selain tentang model, hal lain yang sangat diperhatikan olehnya dalam mendesain busana anak adalah aspek kenyamanan. “Nantinya jadi percuma bila bajunya dibuat sebagus mungkin tapi tak nyaman. Anak-anak tak akan mau pakai bila tak nyaman,” ucap Rosalin saat diwawancara oleh Liputan6.com di butik Bubble Girl, Plaza Indonesia, Kamis (30/10/2014).
Advertisement
Warna pink dari butik Bubble Girl itu tidak dominan, terkecuali pada papan nama bertuliskan nama label yang berupa huruf sambung. Meski demikian nuansa cute dan girly dari butik ini tetap terasa dari ornamen-ornamen dekoratifnya. Dengan sebuah tiang besar di dalam butik, sapuan suasana klasik hadir di sana.
Bubble Girl didirikan 10 tahun lalu, yakni pada tahun 2004. Label busana anak-anak ini didirikan oleh desainer Sebastian Gunawan (Seba) dan partner-nya. Konsep yang diusung oleh label ini adalah busana dengan designer touch. Range usia dari label ini secara umum adalah 1 – 12 tahun.
“Sekitar 3 tahun lalu, om Seba yang sangat sibuk mengurus berbagai labelnya menawarkan saya untuk jadi designer Bubble Girl. Sebelumnya selama 2,5 tahun, saya menjadi asisten om Seba. Kini saya adalah Head Designer dari Bubble Girl,” kisah desainer kelahiran tahun 1988 ini tentang perjalanannya di Bubble Girl.
Meski pekerjaannya sebagai desainer Bubble Girl sesuai dengan pendidikan yang dikenyamnya di Royal Melbourne Institute of Technology, yakni Fashion Design, Rosalin mengaku tak yakin dengan keputusannya menerima tawaran dari sang paman untuk bekerja di sana.
“Saya belum pernah mendesain baju anak sebelumnya. Tapi proses learning by doing membantu saya sampai pada saat ini,” ucap desainer yang juga mengatakan bahwa ke depannya ia akan tetap fokus di bidang rancang busana anak. Sambungnya, “Saya merasa sudah mengenal marketnya dan percaya bahwa saya bisa mengembangkan kemampuan saya di bidang ini.”
Bayang Seba & Merancang Sejauh Mimpi
Bayang Seba & Merancang Sejauh Mimpi
Perihal jalinan dengan Seba pamannya, Rosalin mengaku bahwa pada awalnya ia memang merasa dibayangi oleh nama besar desainer couture itu. “Pada awalnya memang seperti itu karena nama Sebastian Gunawan sudah sangat besar di dunia fesyen Indonesia. Oleh karena itu saya berusaha untuk melakukan branding diri sendiri,” ucapnya.
Di mata Rosalin Seba adalah partner karir yang mengajarkannya banyak hal, mulai dari perihal desain, kedisiplinan, berelasi dengan orang lain, dan lain sebagainya”. Dari melihat aktivitas Seba sebagai desainerlah, tumbuh ketertarikan pada fashion di diri Rosalin kecil hingga akhirnya dunia fesyenlah yang kini menjadi ladang garapannya.
Baik rancangan-rancangan busana itu sendiri maupun kehadiran hiasan sangkar burung, boneka nut cracker, teddy bear, dan teman-teman boneka lain yang dengan nyaman duduk di wardrobe tempat busana-busana Bubble Girl, semuanya diperuntukkan agar anak-anak tertarik dengan apa yang disuguhkan di sana. Namun jelas pula bahwa peran Orangtua saat berada di butik busana anak tak bisa dikesampingkan.
Siapa sesungguhnya yang menjadi klien dari desainer busana anak? Anak atau orangtua? Rosalin menjawab bahwa ia melihat keduanya sebagai klien. Terkait tentang relasi antar kedua klien itu, Rosalin melihat bahwa kini anak-anak umumnya sudah berani menyatakan selera mereka kepada orangtua.
Menggenakan t-dress kerah bundar berwarna kalem, Rosalin yang kala itu tampil dengan rambut terkuncir tampak nyaman menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di wawancara. Kenyamanan seperti itulah yang mungkin ia maksud dengan mengatakan bahwa dirinya sangat enjoy dengan pekerjaannya di Bubble Girl.
Hal spesial apa yang sekiranya ia nikmati dalam merancang busana anak-anak? Ditanya tentang hal ini, Rosalin menjawab “Spesialnya adalah bahwa saya bisa lebih luas bermimpi dalam merancang karena dunia anak masih sangat dekat dengan mimpi. Saya bisa buat busana anak sedalam mimpi yang dipunya”.
Seperti dijelaskan olehnya, busana-busana Bubble Girl adalah busana-busana anak perempuan dengan tampilan feminin namun tidak takut berekspresi, berpetualang, dan bermimpi. Dalam merancang busana anak, salah satu satu prinsip yang dipegang oleh Rosalin ialah bahwa ia tak ingin busana yang dibuat mendewasakan anak terlalu cepat.
Untuk Bubble Girl, Rosalin berharap agar ia dapat semakin membangun label itu hingga bisa semakin diapresiasi bahkan sampai ke tingkat internasional.
(Fotografer: Panji Diksana - Liputan6.com)
Advertisement