Sukses

Kemacetan Jadi Mimpi Buruk Pariwisata di Jakarta?

Keamanan dan bebas macet menjadi faktor penting untuk meningkatkan angka kunjungan wisata di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Kenyamanan adalah satu hal yang sangat didambakan kehadirannya saat seseorang berwisata ke suatu negara. Hadirnya kenyamanan di sebuah tempat wisata, otomatis menjadikan salah satu faktor meningkatnya jumlah kunjungan wisata ke tempat tersebut.

Lim Herh Kim MBA, Director of Asia Pacific Tourism & Cultural Council, peserta dari Singapura yang dalam gelaran Jakarta Tourism Business Forum (JTBF) 2014 berperan sebagai 'buyers', menjelaskan lebih lanjut mengenai arti pentingnya sebuah kenyamanan bagi seorang wisatawan.

"Kenyamanan adalah hal yang sangat penting bagi seorang turis. Kenyamanan tersebut bisa tercipta dari beberapa faktor seperti keamanan, dan tidak ada kemacetan. Bila Jakarta ingin menjadi salah satu destinasi wisata pilihan wisatawan asing, maka keamanan harus ditingkatkan sehingga angka kriminalitas dapat ditekan. Selain itu, Jakarta harus bisa mengatasi kemacetan lalu lintas," ucap Lim saat diwawancarai Liputan6.com, Kamis (4/12/2014).

2 dari 2 halaman

Bebas Macet

Lim juga menegaskan, hingga saat ini destinasi wisata pilihan wisatawan asing masih jatuh pada Bali kemudian disusul oleh Bandung. Hal ini tak lepas dari kenyamanan dan keamanan yang terjamin, yang dirasakan sendiri oleh para wisatawan asing saat berwisata di sana.  

"Wisatawan asing yang berlibur ke Indonesia pada umumnya memilih ke Bali, kemudian Bandung. Di sana (Bali dan Bandung) mereka merasa aman, juga terdapat banyak tempat untuk shopping," ucap Lim.

Lebih lanjut, JTBF 2014 diikuti oleh sekitar 100 pelaku industri pariwisata Jakarta yang berasal dari lintas enam sektor, antara lain; hotel, maskapai penerbangan, obyek wisata, sektor transportasi, pusat perbelanjaan, dan biro perjalanan wisata, yang berperan sebagai "Sellers".

Selain itu, JBTF juga diikuti oleh sekitar 194 pelaku industri pariwisata dari biro perjalanan wisata asal 30 kota di Indonesia dan enam negara ASEAN, yang berperan sebagai "Buyers".

Video Terkini