Sukses

Dampak Naik Turun Harga BBM Bagi Para Traveler

Naik turun harga BBM berpengaruh terhadap harga kuliner maupun transportasi.

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan pemerintah untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) akhir tahun lalu mendorong biaya transportasi hingga harga pangan naik cukup signifikan. Dampak dari kebijakan ini bahkan masih terasa hingga saat ini meskipun harga BBM sudah turun sebanyak dua kali.

Lantas mengapa dampak kenaikkan harga BBM tampak tak kunjung berakhir? Ternyata meski harga BBM sudah dua kali diturunkan, tapi harga-harga bahan pokok hingga tarif transportasi umum masih belum mengalami penyesuaian dari level sebelumnya.

Contoh kecil, sebelum harga BBM naik, gorengan di Jakarta umumnya dijual Rp 500 per buah. Namun setelah harga BBM naik pada November tahun lalu, sebagian besar penjual gorengan mematok harga Rp 1.000 untuk sepotong gorengan atau  Rp 2.000 per 3 buah.

Faktanya, meski harga BBM sudah dua kali turun, harga penganan ringan tersebut ternyata tidak lantas ikut turun. Tak hanya di Ibu Kota, masyarakat di sekitaran Bogor juga merasa kelimpungan dengan harga bahan pokok, khususnya pangan, yang meningkat cukup tajam.  Bahkan wilayah di sekitar perguruan tinggi yang biasanya terkenal murah juga didera harga pangan yang kian melambung.

"Dulu (sebelum harga BBM naik) makan nasi, sayuran, dan 2 gorengan cukup Rp 5.000 saja. Sekarang (setelah harga BBM naik), Harganya naik jadi Rp 6.000 - Rp 7.000. Lele juga naik dari Rp 9.000 jadi Rp 11.000," tutur Radityo, salah satu mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Bogor saat berbincang dengan Liputan.com, Rabu (21/1/2014).

Dengan kondisi tersebut, para pecinta travelling juga harus mengeluarkan biaya ekstra saat akan menjajal berbagai tempat baru. Tak hanya harus membayar lebih untuk konsumsi, para traveller juga harus berhadapan dengan kenaikan biaya transportasi seperti taruf bis, kereta api, pesawat, dan kapal laut.

Selain itu, biaya akomodasi seperti penginapan juga ikut naik. Sayangnya, penurunan harga BBM tak mampu menyeret turut biaya perjalanan para traveller.

"Gara-gara harga BBM naik, ongkos minibus travel sekarang mahal banget. Ada yang naik dari Rp 70.000 jadi Rp 85.000, ada yang Rp 150.000 jadi Rp 170.000," Tutur Tarisa, salah seorang mahasiswi di Bandung.

Tarif minibus travel ternyata naik Rp 15.000-Rp 20.000. Sementara, tarif bus antar kota naik sekitar Rp 4.000 untuk satu kali perjalanan paska kenaikkan harga BBM.  

Sayangnya, tarif angkutan umum di beberapa wilayah Indonesia tak kunjung turun meski harga BBM telah dikoreksi.

"Saya naik bus dari Terminal Kampung Rambutan ke Subang hari Senin (setelah tarif baru berlaku) tarifnya masih sama Rp 34 ribu, belum turun lagi ke harga Rp 30 ribu seperti saat BBM belum naik," terang Amelie.

Semoga penyesuaian harga semenjak harga BBM turun kali ini bisa cepat terealisasikan, baik dari segi kuliner maupun transportasi. Mari kita doakan, para pecinta traveling!

Video Terkini