Liputan6.com, Jepara Telaga yang berada di Desa Blingoh Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara ini mulai ramai dikunjungi sebagai obyek wisata setelah fotonya beredar di media sosial Facebook. Mereka yang datang rata-rata ingin menjawab rasa penasaran kemunculan telaga di areal yang awalnya bukit padas ini.
Hartoyo, seorang dokter asal Boyolali yang mengajak keluarganya berlibur akhir pekan itu, mengetahui keberadaan telaga tiban itu dari Facebook. Kebetulan ia memang merencanakan berlibur akhir pekan di Jepara. "Saya lihat di FB fotonya bagus. Kayaknya oke juga buat jalan-jalan menyegarkan mata," kata Hartoyo, Sabtu (7/2/2015).Â
Baca Juga
Untuk menuju lokasi danau tiban itu, Hartoyo mengaku membutuhkan waktu satu jam dari pusat kota Jepara. Tiba di lokasi, Alif membayar retribusi sebesar Rp. 3.000. Retribusi ini sebenarnya inisiatif warga desa sebagai tarif parkir. "Ini potensial kalau dikelola sungguh-sungguh. Sayangnya belum diapa-apakan. Warung-warung juga sekedarnya. Belum juga dipetakan atau dibatasi daerah yang bahaya atau tak bahaya," kata Hartoyo.Â
Advertisement
Telaga ini disebut telaga "tiban" atau muncul tiba-tiba karena awalnya areal telaga ini adalah penambangan batu putih di bawah gunung Pucang Pendawa. Usai ditambang, tak dilakukan rehabilitasi dan oleh para penambang ditinggalkan begitu saja sehingga menyerupai kawah berwarna putih. Menurut warga Jepara, Rhobi, kawah tersebut tak bisa mengalirkan air limpasan hujan yang turun. Meski hujan tak deras, namun akumulasi air hujan yang tertampung, lama-lama menjadikan kubangan raksasa ini menjadi seperti telaga.
"Bagusnya, lingkungan di gunung Pucang Pendawa ini cukup subur. Jadi tanaman perdu, rerumputan, dan juga lumut tumbuh di dinding2 tebing bekas penambangan. Jadi terlihat adem," kata Rhobi. Dinding-dinding tebing yang belum ditumbuhi perdu, rumput atau lumut, menjadi kontras dan membentuk semacam kawah putih.