Liputan6.com, Lombok Dalam rangka menyambut tradisi ritual “Bau Nyale” yang akan digelar Selasa, pukul 03.00 Wita pagi. Pemerintah kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar pawai karnaval dengan tema biota laut.
Pada karnaval tersebut seluruh siswa sekolah dan pegawai instansi pemerintah baik dari tingkat desa, kecamatan ataupun kabupaten Lombok Tengah berbaris di jalan utama kota Praya, sambil mengenakan kostum biota laut seperti Gurita, Paus, Lumba-lumba, Kepiting dan lainnya.
Tujuan diadakannya karnaval dengan menampilkan kostum biota laut adalah untuk memamerkan kekayaan laut yang ada di daerah tersebut kepada pemerintah. Hal itu sesuai dengan tujuan pemerintah yang saat ini fokus menangani masalah laut.
Advertisement
“Kita ingin menampilkan kekayaan biota di laut selatan, karena sekatang ini pemerintah sangat fokus sama bahari, dan lautan selatan Lombok ini sangat luas dengan berbagai jenis biota di dalamnya,” ujar kepala dinas pariwisata Lombok Tengah, Lalu Muahmmad Putrie, Minggu (8/2/2015).
Putrie menambahkan, selain memamerkan hasil laut, tujuan utama diadakan karnaval ini juga untuk melestarikan nilai budaya leluhur suku Sasak Lombok yang telah ada sejak ratusan tahun silam, sekaligus sebagai wahana promosi untuk memajukan pariwisata Lombok.
“Acara karnaval ini akan terus kami adakan, sebagai wujud untuk mengembankan dan melestarikan budaya leluhur suku Sasak Lombok,” tandas dia.
Pantauan liputan6.com, Ribuan orang memadati jalan utama kota Praya sambil menyaksikan pegelaran kostum biota laut ini. Meski hujan deras namun seluruh peserta tampak gembira mengikuti karnaval ini.
Salah seorang peserta karnaval, Rudi, mengaku sangat senang dengan diadakan karnaval rutin yang diselenggarakan pemerintah setempat. Meski diguyur hujan namun dirinya tetap asyik berjalan dengan kostum biota laut miliknya.
“Senang aja, karena tahun kemarin saya tidak bisa ikut karnaval karena sakit, sekarang saya bisa ikut,” kata dia.
Lebih lanjut, “Bau Nyale” atau menangkap cacing laut adalah sebuah ritual unik masyarakat kabupaten Lombok Tengah yang dilakukan sejak ratusan tahun silam. Ritual bau nyale ini biasanya berlangsung setengah jam sebelum fajar.
Konon nyale atau cacing laut yang ditangkap tersebut adalah jelmaan putri Mandalika yang memilih menceburkan dirinya ke laut karena bingung harus memilih satu di antara tiga pangeran yang ingin mempersuntingnya.