Liputan6.com, Bengkulu Bengkulu, Fenomena batu akik saat ini mulai merambah bentuk lain dari sekedar cincin, liontin kalung, atau gelang saja. Di Bengkulu, batu akik bahkan dibentuk menjadi keris beragam jenis.
Adalah Ngadenin (38) atau akrab disapa Mpu Gondrong yang menggeluti dunia seni batu akik dan menghasilkan karya fenomenal berbentuk keris pusaka, kujang, dan beberapa ornamen mobil. Saat ini, mpu gondrong sedang mengerjakan sebuah keris berbahan dasar batu "pirit emas", batu berwarna abu abu tembus pandang yang dipenuhi material emas. "Saya akan bentuk keris batu pirit emas ini mirip dengan keris Brongos Setan Kober yang dipakai Ken Arok," ujar Ngadenin sambil mengusap batunya (20/2/2015).
Pria kelahiran Boyolali yang ikut orangtuanya dalam program transmigrasi bedol desa akibat kampungya terkena dampak pembangunan waduk kedung ombo itu mengaku mendapat inspirasi membuat keris dari kakek buyutnya Roro Karso Sastro Kamdi, seorang abdi dalem keraton Solo yang bertugas menjaga benda benda pusaka keraton. "Pekerjaan buyut saya menginspirasi saya membuat keris berbahan batu ini, beberapa peninggalan dia saya bawa ke Bengkulu untuk saya jadikan patokan membuat keris," lanjut pria tamatan SD Negeri 2 Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko ini.
Selain keris Brongos Setan Kober, dia juga tengah merampungkan pembuatan keris jenis Kyai Sengkelat, Syekh Jangkung, Kyai Brojol, dengan lekuk 3 hingga 9. Dia juga membuat keris jenis Tilam Sari dan Tilam Upih yang biasa dipakai para Sesepuh dan Dalang. Berbagai kejadian mistis dialaminya saat melakukan prosesi pembuatan keris. Namun itu tidak menyurutkan langkahnya dalam berkarya. "Semua kejadian mistis tidak bisa saya jelaskan, itu terjadi hampir setiap hari, tetapi tidak pernah saya pedulikan dan anggap saja angin lalu," demikian kata Ngadenin.
Sebelum menggeluti dunia keris batu akik, berbagai profesi sudah dijabani anak keempat dari 5 bersaudara putra Mbah Ngatimin ini, diantaranya sebagai Pembadong atau pengusung dadak merak dalam sanggar seni Reok Ponorogo yang membuat tulang rusuk sebelah kanannya retak. Dalam kelompok Reok ini dia bahkan sudah menjadi seorang Warok atau ketua kelompok.
Pekerjaan lain yang pernah ditekuninya adalah pemburu babi liar di hutan Kabupaten Mukomuko, terakhir, dia menggeluti seni relief atau membuat ornamen rumah dan gedung. Ornamen paling berkesan yang dibuatnya adalah hiasan dalam Mesjid miliki Yayasan Nurani Nadjamuddin, milik mantan gubernur Bengkulu Agusrin M Nadjamuddin. Ngadenin juga berencana membuat senjata Tombak Cokro Kembar yang digunakan Kresna dalam berbagai perang tanding di dunia pewayangan dan senjata bermata tiga atau Trisula.