Liputan6.com, Jakarta Seperti inilah pemandangan garis pemisah benua Amerika Utara dan Eurasia. Diambil di celah Silfra di bagian selatan Islandia, foto-foto ini menunjukkan detail celah selisih dari dua lempeng tektonik. Celah ini melebar sebanyak dua centimeter setiap tahunnya.
Advertisement
Dilansir dari laman HuffingtonPost.co.uk, Minggu (1/3/2015), seorang biologis kelautan asal Perancis bernama Mathieu Foulquie mengambil gambar dari kedalaman 15 meter dibawah danau Thingvellir.
"Sungguh merupakan kesempatan berharga untuk saya bisa ikut menyelam di Silfra yang terkenal ini. Tempat ini merupakan sumber air paling mengesankan se-Islandia. Tidak diragukan lagi, situs menyelam kelas dunia. Jernih airnya membuat saya seperti dihipnotis. Saya sampai pusing!" Begitulah kesan dari Foulquie.
Air yang jernih dari danau Thingvellie disebabkan oleh temperatur yang dingin dan proses penyaringan alami yang terjadi saat air meresap kepori-pori lava keras di bawah air.
Foulquie menambahkan, "saya mencoba minum airnya saat menyelam. Tapi saya membeku kedinginan akibat suhu yang hanya sekitar 2 - 3 derajat Celsius, sehingga tidak perlu lagi penyegaran. Ngomong-ngomong, karena penyaringan dari lava, air danau ini merupakan air paling murni sedunia."