Liputan6.com, Mataram Menanggapi tumbuh kembang demam batu akik di daerah Mataram, pemerintahan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, sedang merencanakan program pelatihan bagi para pedagang batu akik.
Perencanaan pelatihan tersebut disebabkan oleh interaksi jual beli yang terjalin para pedagang dan pembeli batu akik hanya menggunakan kemampuan manual. Mereka sama-sama tidak mengetahui bagaimana cara meneliti keaslian batu Akik.
"Pertumbuhan pedagang batu akik saat ini akan menjadi atensi pemerintah kota, salah satunya saat ini kami berpikir untuk memberikan pelatihan agar mereka memiliki kemampuan lebih bagus lagi," kata Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Mataram Lalu Martawang seperti yang dilansir dari laman AntaraNews, Selasa (17/3/2015).
Advertisement
Perhatian pemerintah kota cukup terpusat pada kombinasi batu akik dengan emas, perak, atau logam lainnya, sementara para pedagang belum mempunyai kemampuan untuk mengolahnya agar lebih menarik banyak pembeli.
Oleh karena itu, menurut Martawang, pelatihan diharapkan bisa membantu para pedagang batu akik dalam membuat cincin. Tak hanya itu, diharapkan pula para pedangan dapat mengkreasikannya untuk berbagai jenis perhiasan agar dapat digunakan oleh wanita, seperti liontin, bros, dan lainnya.
Selain pengembangan masyarakat dalam keahlian membuat batu akik semakin indah dan menarik, pemerintah kota juga sedang membangun pasar barang antik agar ciri khas Kota Mataram semakin menggiurkan para wisatawan untuk berkunjung.