Liputan6.com, Bandung Fenomena batu akik kini mulai menjamur diseluruh kalangan masyarakat Indonesia. Tua, muda semua berburu batu alam asli Indonesia.
Tidak sedikit kocek yang dikeluarkan hanya untuk bisa memperoleh batu yang bisa digunakan sebagai cincin dan kalung ini.
Namun berbeda dengan kebanyakan masyarakat, kelompok bermotor Brotherhood masih setia menggunakan cincin berbentuk tengkorak.
Advertisement
Vice President Bikers Brotherhood MC West Java, Dede Edun mengatakan meski ada beberapa anggota Brotherhood yang menyukai batu akik namun kebanyakan di antaranya masih menyimpan dan menggunakan cicin berbentuk tengkorak.
"Kalau saya pribadi memang nggak suka sesuatu yang mainstream (biasa). Sekarang ngetren batu akik saya nggak pakai, setia. Tapi banyak teman-teman yang pakai cincin akik namun kebanyakan masih punya cincin tengkorak, pada konsisten," katanya saat ditemui Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Dirinya menilai dengan menggunakan cincin tengkorak dapat meningkatkan kepercayaan dirinya dalam berpenampilan terlebih saat menggunakan sepeda motor tua buatan Amerika dan Eropa semakin menambah kepercayaan diri.
Belum lagi tengkorak identik dengan sesatu yang keras dan mencirikan penggunanya sebagai sosok pria yang macho dan maskulin.
"Lebih kepada style. Kalau nggak pakai cincin kayak kurang pede. Lebih macho dan keren bagi saya tapi itu tergantung style masing-masing. Tergantung hati pasnya itu menggunakan apa, saya ya cincin tengkorak," ucapnya.
Dede pun menyebut memiliki koleksi cincin tengkorak berjumlah belasan selama beberapa tahun terakhir ini dengan harga ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah.
"Cincin tengkorak ada banyak, punya belasan harganya termurah ada ratusan ribu hingga jutaan. Yang jutaan itu kalung sama cincin perak brotherhood karena itu ada lisensinya. Nggak sembarang orang bisa beli," tutupnya. (Okan Firdaus / Ars)