Liputan6.com, Jakarta Svaneti yang terletak di Daerah Pegunungan Caucasus, Georgia merupakan tempatnya puncak gunung, bangunan tua yang masih kokoh, dan penduduk asli yang mempertahankan tradisi lama.
Seperti dikutip dari bbc.com, Sabtu (4/4/2015), para penduduk asli yang disebut suku Svans ini merupakan suku yang tinggal di daerah pinggiran Georgia bagian barat laut selama berabad-abad, menciptakan gaya hidup dan bahasa mereka sendiri. Cara paling umum dalam mencapai desa ini adalah dengan melalui jalan dari Zudgigi, sebuah kota di bagian barat Georgia yang memiliki akses bus atau kereta malam. Dari kota ini, keluarga yang merupakan penduduk setempat bergabung dengan trekkers di mobil-mobil jip dan minibus. Dari situ, mereka melaju di sepanjang perbukitan di jalan berangin dan melewati tebing curam yang sesungguhnya berbahaya. Jarak 130 km antara Mestia (ibukota administratif Svaneti) dan Zugdidi memakan waktu selama 6 jam, itu sudah termasuk perhentian di restoran pinggir jalan yang menjual kubdari, makanan lokal berupa roti isi daging. Walaupun begitu, peningkatan akan jalan mengurangi waktu perjalanan sampai hanya tiga jam.
Advertisement
Pemandangan desa Adishi yang terletak 12 km dari tenggara Zhibeshi.
Svan Tower, salah satu ikon Svaneti yang paling dikenal. Menara ini merupakan simbolisasi pertahanan area dari penjajah asal Byzantine dan Rusia. Menara ini merupakan kebanggan penduduk lokal. Menara-menara semacam Svaneti dibangun di masa abad ke-9 sampai dengan abad ke-13. Walau diestimasi tanggal paling awal merupakan abad pertama sesudah masehi. Selain untuk melindungi area dari penjajah, menara ini juga berguna untuk melindungi para penduduk dari keributan antar warga di zamannya.
Puncak Skhara yang merupakan gunung tertinggi di Georgia. Cuaca di Svaneti tidak diduga-duga, mudah sekali berganti dari hujan ke terik beberapa kali dalam sehari, mirip kondisi Indonesia kebanyakan hari dalan setahun. Di bulan, puncak gunung masih ditutupi salju, namun lembah-lembah sudah mulai menghijau.
Grafitti yang ditemukan di Desa Khalde yang terabaikan. Sejak jatuhnya Soviet Union tahun 1991, beberapa desa diabaikan oleh ahrikultural Soviet. Rumah-rumah yang terabaikan masih dipenuhi barang-barang seperti foto keluarga. Di grafitti ini, seorang calon seniman menggambar wajah Lenin.
Desa Ushguli yang merupakan gabungan 4 desa kecil di puncak Skhara. Dengan ketinggu 2200 m, Ushguli dinobatkan sebagai tempat tertinggi yang masih bisa ditinggali di Eropa. Namun ketinggian ini mengakibatkan Ushguli ditutupi salju selama 6 bulan per tahun, membuat desa ini sulit diakses.
Setelah jatuhnya Soviet Union, Svaneti merupakan tempat pelarian grup bandit dan kriminal. Namun sejak beberapa dekade lalu, pemerintahan Georgia melakukan perbaikan dengan menegakkan hukum untuk daerah ini, membuatnya menjadi tempat yang aman dan bisa menjadi daerah travel. (Ikr/Liz)
Â