Sukses

Cerita di Balik Kesuksesan Film Dokumenter Wonderful Indonesia

Kerja keras dan kerja sama yang solid jadi kunci kesuksesan film dokumenter Wonderful Indonesia. Foto: Dokumentasi Ferry Rusli.

Liputan6.com, Jakarta Belum lama ini pariwisata Indonesia berhasil menorehkan prestasi yang membanggakan di tingkat dunia lewat dua film pendek yang mempromosikan dan bercerita tentang keindahan alam Indonesia.

Kedua film pendek tersebut berhasil meraih penghargaan untuk masing-masing kategori yaitu History and Culture (Wonderful Indonesia: History and Culture) dan kategori sport and adventure (Wonderful Indonesia:  Diving), pada the International Tourism Film Festival (ITFF) of Bulgaria ke-11, "On the East Coast of Europe".

Sukses yang berhasil diraih Indonesia lewat kedua film pendek tersebut tidaklah datang begitu saja. Kesuksesan itu diraih dengan kerja keras dan kerja sama yang solid dari tim yang tergabung di SyZyGy Production, production house yang dipercaya oleh Parekraf (saat itu masih bernama Parekraf) untuk membuat produksi film ini.

Ferry Rusli, salah seorang perwakilan dari tim yang terlibat dalam pembuatan film pendek Wonderful Indonesia dengan rendah hati bercerita lebih lanjut kepada Liputan6.com mengenai rahasia di balik kesuksesan fim Wonderful Indonesia.

"Sebetulnya project ini adalah kerjasama Parekraf saat itu dengan SyZyGy Production yang dipercaya untuk membuat produksi film ini. Sutradaranya Mr. Gary Hayes. Saya kebetulan hanya salah satu kameraman dari tim ini. Tim yang terlibat ada sekitar 5-6 tim kamera yang tersebar ke beberapa lokasi atau kadang bergantian untuk berangkat shooting. Satu tim bisa terdiri 4-8 orang untuk sekali jalan termasuk tim produksi, terkadang bahkan jauh lebih banyak tergantung lokasi dan kebutuhan. Belum lagi tim penyutradaraan, produksi, script, tim editing, grafis, music scoring dan lainnya. Tentunya ketika di daerah juga dibantu dengan fixer/guide lokal," jelas Ferry saat diwawancarai Liputan6.com belum lama ini.

2 dari 4 halaman

Proses Produksi 1,5 Tahun

Dalam memproduksi film dokumenter pariwisata, waktu yang dibutuhkan pun beragam dan semua tim yang terlibat dituntut harus fleksibel. "Proses shooting film ini cukup beragam. Kadang kita berangkat shooting ke suatu daerah, bahan tersebut hanya bagian kecil dari satu video komplit. Jadi harus menunggu bahan satu destinasi tersebut terkumpul lengkap sesuai dengan script baru masuk proses editing. Terkadang kita berangkat shooting dadakan, karena harus meliput festival yang jadwalnya sudah fix, jadi memang objective-nya untuk ambill gambar tentang festival tersebut. Total proses produksi sekitar 1,5 tahun," ungkap Ferry.

Agar dapat menghasilkan film yang baik, banyak faktor juga harus dipersiapkan seperti stamina. "Persiapan dan stamina menjadi hal yang penting di sini. Tanpa koordinasi yang tepat, salah jemputan di pagi hari bisa gagal mendapatkan sunrise. Tanpa persiapan yang kurang, kita bisa kehabisan batre kamera di atas bukit dan tentu tidak ada cafe untuk numpang charge. Stamina juga harus dijaga karena walaupun meliput destinasi wisata, ini bukan sekedar jalan-jalan. shooting seharian di bawah terik matahari dan berkeliling membawa peralatan kamera di festival pasola misalnya tentunya sangat melehakan," jelas Ferry alumni Desain Komunikasi Visual, Universitas Trisakti.

3 dari 4 halaman

Tidak Menyangka

Ferry pun lanjut bertutur, dirinya dan tim sangat tidak menyangka bahwa film dokumenter pariwisata yang mereka buat dapat memenangkan penghargaan untuk masing-masing kategori yaitu History and Culture (Wonderful Indonesia: History and Culture) dan kategori sport and adventure (Wonderful Indonesia:  Diving), pada the International Tourism Film Festival (ITFF) of Bulgaria ke-11, "On the East Coast of Europe".

"Tentunya waktu kami membuat video ini kami tidak menargetkan bahkan memikirkan tentang perlombaan, atau penghargaan festival. Kami hanya melakukan sebaik mungkin tugas kami. Ini kerja tim bukan perorangan. Video ini tidak akan maksimal jika ada satu bagian yang kurang. Tim kamera tidak akan maksimal tanpa pengarahan sutradara, tim produksi yang berkoordinasi, juga script yang disusun sedemikian rupa, dan tentunya dijahit oleh tim editing offline sampai online. Semuanya mempunyai bagian masing-masing, semua bekerja sesuai kemampuan. jika ada penghargaan, ini penghargaan untuk semua tim yang terlibat" ungkap Ferry.

4 dari 4 halaman

Indonesia Semakin Mendunia

Dengan prestasi yang berhasil diraih Indonesia lewat film dokumenter pariwisata ini, Ferry berharap semoga seluruh dunia dapat mengenal Indonesia lebih luas lagi bukan sekadar Bali.

"Bicara pariwisata Indonesia, harapan saya besar sekali. Saya berharap indonesia jauh lebih dikenal bukan sekadar Bali. Namun dengan penerapan dan harapan setiap daerah bisa berkembang seperti Bali, mungkin rakyat Indonesia bisa sejahtera tanpa ada kebun sawit, penebangan hutan, dan lainnya. Hidup dan makmur dari pariwisata. semua hidup bahagia," kata Ferry.

Lebih lanjut, sudah lebih dari 10 destinasi wisata yang tersebar di seluruh Indonesia berhasil didokumentasikan oleh Ferry dan tim dari SyZyGy Production. Destinasi tersebut antara lain: Bali, Papua (Raja Ampat), Yogyakarta, Jakarta, Komodo (Labuan Bajo), Lombok, Sumatra Utara, Jawa Timur, Manado, Toraja, Wakatobi, Flores (Kelimutu), Tanjung Puting - Palangkaraya, dan masih banyak lagi.