Liputan6.com, Jakarta Tahun 2013 lalu, lagu Blurred Lines milik Robin Thicke dirilis. Lagu itu dianggap kontroversial karena implikasi perkosaan di liriknya.
Lagu tema seksisme seperti Blurred Lines bukan satu-satunya dalam sejarah. Memang pahit, namun banyak lagu-lagu pop klasik maupun modern yang liriknya sesungguhnya bertema kekerasan terhadap wanita atau penguntit. Seperti Run for your Life, The Beatles ("Aku lebih baik melihat kamu mati, Gadis kecil, daripada melihat kamu bersama pria lain") atau Delilah, Tom Jones ("aku menyebrangi jalan ke rumahnya, dan dia berdiri sambil tertawa, ada pisau di tanganku dan ia tidak lagi tertawa").Â
Di antara protes kaum wanita terhadap lagu-lagu itu, Grup vokal dan komedi kabaret Lady Sings it Better terinspirasi mengolah kembali lirik lagu-lagi itu. Dikutip dari theguardian.com, Kamis, (16/4/2015), ide awal tersebut berasal dari Maeve Marsden, salah satu anggota.
Advertisement
"Kisah dan tantangan terhadap gender apa yang bisa menghasilkan karya komedi?" Begitu yang dipikirkan oleh Marsden saat itu. Bagi Marsden dan ketiga anggota lainnya -Fiona Pearson, Anneliese Szota, dan Libby Wood, komedi merupakan senjata paling ampuh untuk mengajak masyarakat agar menjadi lebih kritis terhadap isu di media. "Kalau saya menulis esai tentang misogini (diskriminasi terhadap wanita) dalam lirik lagu populer, audiensnya tidak akan sebanyak komedi kabaret. Lebih banyak alat, pendekatan dan strategi, lebih mudah dalam menyampaikan pesan."
Walau belum masuk dalam kancah musik mainstream, berkat performa yang enerjik dan jenaka, Lady Sings it Better sering diundang ke berbagai festival musik di negara asal mereka. Anda bisa mendengarkan musik mereka di akun youtube mereka, LadySingsitBetter. (Ikr/ret)
Â