Sukses

Melihat Potret Masyarakat Bali Tahun 1920-an

Mari melihat potret masyarakat Bali di tahun 1920-an.

Liputan6.com, Jakarta Bali, pulau yang juga terkenal dengan sebutan Pulau Dewata tersebut ternyata tak hanya kaya dengan kekayaan laut, pantai, pengunungan, dan saja. Satu lagi yang tak boleh terlewatkan adalah sejarah masyarakat Bali.

Kehidupan, kebudayaan, dan pandangan mereka yang sangat unik, dianggap tidak pernah dijumpai di tempat lain oleh para penjelajah Eropa saat melakukan ekspedisi mencari rempah-rempah. Tahun 1920-an, mulailah wisawatan berbondong-bondong datang ke Bali. Berbagai kapal dagang Belanda pun singgah di Bali.

Pesona pulau para dewa tersebut membuat Dr Gregor Krause asal Jerman ditugaskan untuk membuat tulisan dan foto mengenai tata kehidupan masyarakat. Potret berwarna hitam dan putih pun berhasil menggambarkan bagaimana kehidupan masyarakat Bali di kala itu.

Untuk memberikan penggambaran yang lebih nyata, Franklin Price Knott dan Maynard Owen Williams dari National Geographic Society memberikan warna pada gambar monokrom. Inilah hasil pewarnaan potret yang dilakukan mereka dengan bantuan komputer seperti yang diambil dari laman WowShack, Selasa (19/5/2015). (auf/ret)

2 dari 4 halaman

1

Adu Ayam

Mari bernostalgia dengan masyarakat Bali di taun 1920-an.

 

Kostum dan Tarian Kecak

Mari bernostalgia dengan masyarakat Bali di taun 1920-an.

 

Pembawa Kendi Minuman Untuk Dijual ke Pasar

Mari bernostalgia dengan masyarakat Bali di taun 1920-an.

3 dari 4 halaman

2

 

Penari Bali Berpose Sebelum Bekerja

Mari bernostalgia dengan masyarakat Bali di taun 1920-an.

 

Tari dan Seremonial

Mari bernostalgia dengan masyarakat Bali di taun 1920-an.

 

Kostum Tradisional

Mari bernostalgia dengan masyarakat Bali di taun 1920-an.

4 dari 4 halaman

3

 

Penari Kenakan Kostum dan Mahkota Berlapis Emas

Mari bernostalgia dengan masyarakat Bali di taun 1920-an.

 

Wanita Bersandar di Kuil

Mari bernostalgia dengan masyarakat Bali di taun 1920-an.

 

Dua Wanita Pembawa Sesajen

Mari bernostalgia dengan masyarakat Bali di taun 1920-an.

Â