Sukses

Festival Jajanan Bango Konsisten Lestarikan Kuliner Nusantara

FJB memberikan banyak pengetahuan dan inspirasi untuk memupuk kecintaan dan kebanggaan masyarakat terhadap kuliner nusantara.

Liputan6.com, Jakarta Festival Jajanan Bango (FJB) konsisten dalam misinya melestarikan kuliner nusantara. Untuk itu festival akbar tahunan ini kembali menyambangi kota Surabaya. Festival Jajanan Bango 2015 yang berlangsun Minggu (31/5/2015) menyajikan berbagai pilihan kuliner lezat, mulai dari barat hingga timur Indonesia.

Pelaksanaan FJB 2015, dibuka dan dihadiri langsung oleh Handoyo, sebagai perwailan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur. Pembukaan acara ini ditandai dengan memukul kentongan dan potong nasi tumpeng.

Nuning Wahyuningsih selaku Senior Brand Manager Bango PT Unilever Indonesia Tbk. mengatakan, ”Tahun ini, Bango memiliki misi besar untuk mendorong kecintaan dan kebanggaan masyarakat luas terhadap ragam kekayaan warisan kuliner nusantara. Sebagai bagian penting dari misi tersebut, kami menghadirkan FJB dengan tema 'Persembahan Kuliner dari Barat ke Timur Nusantara' untuk mengangkat kembali kebanggaan masyarakat Indonesia akan kekayaan ragam kuliner nusantara, sesuatu identintas bangsa yang kalau kita abaikan bisa saja hilang,” ujarnya berdasarkan rilis yang diterima redaksi Liputan6.com.


FJB kali ini menghadirkan dua kuliner nusantara yang mengharumkan nama Indonesia dalam ajang World Street Food Congress 2015 (WSFC) di Singapura April lalu. Kuliner tersebut adalah Kupat Gempol dan Ayam Taliwang Bersaudara. Makanan asli nusantara ini mendapatkan sambutan yang luar biasa, dan setiap orang yang datang mendapat kesempatan untuk menyicipinya.

Ibu Vivi sebagai generasi kedua warung makan Ayam Taliwang Bersaudara berkisah tentang pengalamannya, “Saat mengikuti ajang WSFC bulan lalu, salah satu tantangan yang harus kami hadapi adalah kami pasokan ayam yang terbatas. Hidangan Ayam Taliwang umumnya menggunakan ayam yang berukuran kecil, akan tetapi karena ukuran ayam di Singapura besar, akhirnya kami hanya menggunakan ayam bagian sayap saja. Namun untuk urusan bumbu, kami tetap menggunakan bumbu asli yang biasa kami pakai, seperti cabai hitam yang langsung kami bawa dari Lombok. Alhamdulillah, usaha keras kami membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Antrian panjang yang tak kunjung usai membuat saya bangga bahwa kuliner Indonesia ternyata mendapat pengakuan di kancah internasional,” tuturnya.

Surabaya merupakan kota kedua dalam rangkaian FJB tahun ini. Sebelumnya FJB telah menyambangi kota Yogyakarta dan akan ditutup nantinya di Jakarta. Tak hanya memanjakan seluruh pecinta kuliner dengan ragam kelezatan kuliner dari barat hingga timur susantara, namun acara ini juga memberikan banyak pengetahuan dan inspirasi untuk memupuk kecintaan dan kebanggaan masyarakat terhadap kuliner nusantara. (mit)