Sukses

`John Hardy`, Menjalin Alam dan Legenda dalam Perhiasan

Label perhiasan John Hardy mengambil inspirasi dari alam dan legenda.

Liputan6.com, Jakarta “Bertemu dengan orang-orang yang membuat perhiasan-perhiasan itu, dan melihat bagaimana bahagianya mereka...Saya ingin tinggal di sana,” ucap model ternama asal Inggris, Cara Delevingne, kepada Women’s Wear Daily sebagaimana tertuang dalam sebuah artikel tertanggal 27 Juni 2014. Cara berbicara tentang Bali dan John Hardy. Siapa yang tak terbius oleh pesona Pulau Dewata?

Terpukau dalam kunjungannya ke Bali di pertengahan 1970an, John Hardy yang berasal Kanada kemudian meluncurkan sebuah label perhiasan. Hingga kini, proses desain dari produk-produk yang sebagian besar terbuat dari perak itu masih dilakukan di Bali. Dengan keahlian tradisional, tangan-tangan pekerja lokal membentuk perhiasan dari label yang gaungnya sudah terdengar di jagad fesyen internasional.

Pukul 11.00 pagi, macaron-macaron sudah tersaji saat Liputan6.com berkunjung ke butik John Hardy di Plaza Indonesia, Kamis 4 Juni 2015. Namun warna-warni kudapan ringan itu jadi less inviting kala sekelilingnya adalah ragam items yang bisa mempercantik penampilan. “Ini adalah koleksi Classic Chain,” terang Hamanda Moeljosoedjono yang bersama rekannya Stephanie Erlita Arifin dari Masari Group (Peritel John Hardy di Indonesia) memandu tur etalase perhiasan.

Sebelum dijelaskan oleh keduanya, sudah terbayang bagaimana rumitnya membuat jalinan perak itu menjadi sebuah kalung atau gelang. Disebut dalam keterangan tertulis, butuh waktu hingga 30 jam untuk menjalin untaian perak dengan menggunakan tangan. Warna-warni cantik dari bebatuan yang digunakan sebagai penghias untaian berhasil memukau mata. Pink adalah salah satu yang begitu menarik perhatian.

Di bagian awal dari tur ekspres ini adalah sesi perkenalan pada seri Naga. Perhiasan John Hardy memang menjadikan legenda sebagai salah satu inspirasinya. Seri Naga ini adalah yang tertua di John Hardy, sudah hadir sejak awal John Hardy terbentuk. Bergeser ke area lain, adalah bambu yang menjadi inspirasi perhiasannya. Selain legenda, alam memang menjadi satu hal yang menginspirasi desain-desain John Hardy.

Pada koleksi Bamboo, ada nomor-nomor yang tertera di balik perhiasan. Sebagaimana dijelaskan oleh Hamanda dan Stephanie, nomor-nomor tersebut menunjukkan jumlah pohon bambu yang akan ditanam bila Anda membeli perhiasan tersebut. Kali, Palu, Dot, adalah seri-seri lain dari John Hardy yang sebagiannya juga terbuat dari emas. Pada periode tertentu, ada juga seri spesial, seperti Cinta.

Di setiap season (Spring-Summer & Autumn-Winter), John Hardy mengeluarkan koleksi terbaru. Jika Anda punya kesempatan, luangkan waktu Anda bukan cuma untuk melihat koleksinya tapi juga melihat bagaimana proses desainnya di Bali. (bio/igw)