Liputan6.com, Tasikmalaya Uang memang bisa membeli segalanya, bahkan jika ada yang jual, uang bisa membeli waktu dan menambahnya menjadi 32 jam per hari. Sayangnya uang tidak bisa membeli waktu, termasuk waktu berharga bersama keluarga. Ego masyarakat perkotaan yang seolah hidup dalam rentang waktu sempit, kerap menjadikan aktivitas liburan bersama keluarga layaknya sesuatu yang mahal dan langka.
Rutinitas dan kesibukan bekerja memang berdampak negatif bagi keintiman hubungan seseorang dengan keluarga. Untuk merekatkan kembali keintiman yang semakin merenggang, cara yang paling ampuh adalah dengan berwisata bersama keluarga di alam terbuka. Luangkan waktu Anda sekarang, dan jelajahilah keindahan alam nusantara, seperti yang Tim Liputan6.com lakukan; menjelajahi keindahan Gunung Galunggung.
Baca Juga
Ditulis pada Selasa (9/6/2015), Gunung Galunggung secara administrasi masuk dalam kawasan Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Dari Jakarta menuju Tasikmalaya menempuh jarak sekitar sekitar 170 km, atau menghabiskan waktu tempuh sekitar 6 jam perjalanan darat. Waktu tempuh ini akan lebih lama saat menjelang akhir pekan, lantaran jalan yang macet.
Advertisement
Desa Cisayong merupakan pemberhentian awal sebelum perjalanan dilanjutkan menuju Gunung Galunggung. Dari desa ini menuju kawasan Gunung Galunggung hanya menghabiskan waktu sekitar 45 menit perjalanan darat.
Sepanjangan perjalanan hamparan sawah petani menjadi teman setia, beberapa kali juga terlihat gundukan pasir. Selain bertani, warga Desa Cisayong sebagian besar berprofesi sebagai penambang pasir gunung. Pasir Galunggung merupakan salah satu pasir gunung unggulan yang dipasok untuk keperluan kota-kota besar di luar Tasikmalaya.
Untuk bisa menjamahi Gunung Galunggung tidak perlu direpotkan dengan track yang becek, terjal, berliku, dan licin. Pasalnya objek wisata ini sudah dilengkapi dengan tangga. Namun tetap dibutuhkan kehati-hatian dan stamina yang prima, mengingat tangga yang akan dilalui sangat panjang dengan total 620 anak tangga.
Hamparan pemandangan indah kawah Gunung Galunggung yang didominasi warha hijau menjadi obat bagi rasa lelah setelah menaiki anak tangga yang panjang. Semilir angin datang menyejukkan suasana, dan sejauh mata memandang yang terlihat adalah dinding-dinding gunung yang indah. Menurut catatan, puncak Gunung Galunggung berada pada ketinggian 2.167 m dpl. Sepanjang riwayatnya, gunung ini pernah mengalami erupsi dahsyat pada 1982, yang dampaknya bisa dirasakan hingga ke Jakarta.
Kawah Gunung Galunggung menjadi spot favorit bagi para pecinta alam untuk berkemah. Di tempat ini juga dibangun mushola, yang diperuntukkan khusus bagi mereka yang mendambakan tempat berdoa yang hening, sejuk, dan berdampingan dengan alam. Selain itu, Gunung Galunggung juga menjadi tempat bagi mereka yang gemar olahraga paralayang. Bahkan diantaranya adalah atlet paralayang profesional yang sengaja datang dari luar Tasikmalaya.
Menjelajahi gunung Galunggung merupakan liburan akhir pekan yang sangat menyenangkan. Apalagi aktivitas wisata di alam raya dianggap mampu memupuk sikap kepemimpinan, solidaritas, dan mempererat kembali hubungan keluarga. Namun demikian diperlukan persiapan khusus untuk bisa beraktivitas di alam raya, baik persiapan fisik maupun mental, agar fit dan tetap menjaga kebersihan alam dengan tidak membuang sampah sembarangan. (Ibo/Igw)