Liputan6.com, Jakarta Pulau Sumba secara administrasi masuk dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau yang lokasinya bersebelahan langsung dengan Sumbawa ini memiliki luas sekitar 10.700 km2. Selain dikenal dengan kebudayaannya yang kental, Pulau Sumba juga terkenal akan pemandangan indah padang savana yang menjadi habitat asli bagi sekawanan Kuda Sandelwood.
Kuda bagi masyarakat Nusantara lebih dari sekadar hewan, bahkan pada masyarakat tertentu, kuda dianggap suci karena mampu menopang segala bentuk kegiatan manusia, mulai dari alat transportasi hingga menjadi teman saat berladang.
Kuda Sandelwood Pulau Sumba merupakan hasil persilangan dari kuda lokal dan kuda Arab. Namun catatan lain menyebutkan bahwa Kuda Sandelwood merupakan hasil kawin silang dengan kuda Australia yang kerap dilakukan di awal abad 20, untuk mendapatkan kuda pacuan yang unggul.
Advertisement
Di dalam masyarakat Pulau Sumba terdapat tradisi pacuan kuda yang dikenal dengan nama Palang Njara. Tradisi Palapang Njara menjadi unik dan berbeda dengan pacuan kuda pada umumnya. Jika tradisi pacuan kuda pada umumnya menggunakan lintasan pacuan yang memutar ke kanan, dalam Palapang Njara justru memutar ke kiri.
Tiap tahun tradisi Palang Njara kerap dilakukan oleh masyarakat Wangaipu di Sumba Timur. Tradisi yang biasa digelar di Lapangan Rihi Eti, Kelurahan Prailu, Kota Wangaipu ini selalu dihadiri hingga ratusan kuda sebagai peserta dan menjadi magnet bagi kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing ke Pulau Sumba.
Namun ada catatan yang mengejutkan, di awal tahun 2000, populasi Kuda Sandelwood yang ada di padang savana Pulau Sumba mencapai 214.000 ekor, dan di penghujung 2008, populasinya turun drastis mencapai angka 32%. Dibutuhkan perhatian lebih dari semua pihak, agar dapat menutup kekhawatiran punahnya Kuda Sandelwood dari tanah Sumba. (Ibo/Igw)
Simak video drone Sandelwood di program Liputan6.com di Langit Indonesia, Jumat (12/6/2015).