Sukses

Sawahlunto, Wisata Sejarah Tambang Batu Bara Zaman Penjajahan

Ingin menikmati wisata yang berbeda? kota Sawahlunto menawarkan wisata sejarah nostalgia yang menarik, berikut ulasannya

Liputan6.com, Jakarta Menuju ke Kota Sawahlunto Anda hanya membutuhkan waktu satu jam dari Padang, ibu kota Sumatera Barat. Di perjalanan menuju Sawahlunto,  Anda akan dimanjakan dengan keindahan hamparan danau Singakarak yang berkilau.

Sawahlunto merupakan kota wisata sejarah di Sumatera barat yang terkenal dengan sebutan "mutiara hitam". Mengapa mutiara hitam? seperti apa mutiara hitam? Ternyata, ini hanya merupakan kiasan untuk batu bara yang dihasilkannya. Kota ini memiliki tambang batu bara yang berlimpah dengan kualitas terbaik di Indonesia.

Sebelum Anda sampai di Kota mutiara hitam ini, Anda akan melihat rel kereta api, hamparan sawah dan deretan rumah Gadang Bagonjong yang menghiasi perjalanan Anda. Semua ini merupakan gugusan pesona keindahan alam Sumatera Barat.

Semua terpampar untuk Anda mulai dari lembah, sawah, sungai dan air terjun. Hingga akhirnya Anda sampai di Sawahlunto. Menikmati keindahan destinasi wisata sejarah yang tidak kalah menarik alamnya.

Wisata Sejarah Kota Tua Sawahlunto

William Hendrik de Greeve, seorang Geologist Belanda, merupakan orang yang berperan dalam menemukan situs  batubara ini. Greeve menemukan kota sawahlunto pada awal abad ke-19, dan mulai berinvestasi besama pemerintahan Belanda pada masa penjajahan membangun infrastruktur, fasilitas umum, kantor, hotel, perumahan, dan toko-toko untuk menunjang pengelolaan sumber daya tambang yang berharga ini.

Tidak hanya infrastruktur, Belanda pun membangun jalur transportasi untuk mempermudah distribusi batubara ke berbagai daerah di Indonesia hingga dikirim ke negri kincir angin tersebut. Jalur transportasi saat itu adalah kereta api pengangkut batubara yang menghubungkan Sawahlunto dengan Muaro kalaban, Pulau Aie, Padang Panjang, Bukittinggi, Solok dan kemudian ke Padang.

Wisata Sejarah Kota Tua Sawahlunto

Jumlah investasi yang dikucurkan pihak Belanda tidak tanggung-tanggung, tercatat mencapai 20 juta Gulden Belanda saat itu. Sejarah mencatat bahwa pertambangan Sawahlunto mulai beroperasi secara resmi sejak tanggal 1 Desember 1888 dan kini dikenal sebagai tambang Ombilin.

Nah bagi Anda yang berencana berwisata ke Sumatera Barat, tidak ada salahnya mampir ke kota kecil yang dibangun sendiri dengan keberhasilan Industri pertambangan batu bara. Karena kota ini mendapat pengaruh budaya Belanda pada masa penjajahan, sudah dapat dibayangkan bukan, betapa menariknya tata kota di Sawahlunto ini?

Sawahlunto merupakan tujuan wisata menarik yang menawarkan jejak nostalgia kota pertambangan tua yang apik. Seperti dilansir dari Indonesia.Travel pada Kamis (18/6/2015), di sana terdapat warisan hotel yang dibangun untuk kepentingan Belanda masih berdiri kokoh dan kini dijadikan tempat wisata sejarah.

(mit/bio)

Â