Sukses

Bule Asal Swiss Ini Terserang Demam Batu Akik

Larent, pria asal Swis mengoleksi berbagai jenis batu akik yang dipajang di cafenya di kawasan Sengigi, Lombok Barat.

Liputan6.com, Jakarta Batu akik ternyata tidak hanya diminati  warga Indonesia saja bahkan Warga Negara Asing juga ikut demam dengan kilauan indah bebatuan alam ini. Seperti Glassey Laurent salah satunya, pria 35 tahun asal Switzerland ini sangat hobi mengkoleksi berbagai jenis batu akik.

Ditemui di tempat usahanya di Borneo Cafe, kawasan Senggigi, Lombok Barat,  pria yang akrab disapa Papa Laurent ini ternyata mengoleksi lebih dari 500 batu akik, baik yang sudah dipoles maupun yang masih berbentuk bongkahan. 

Berbagai koleksi tersebut dipajang di meja bar, siapapun yang datang berkunjung ke Borneo Cafe bisa melihat aneka koleksinya. Jika berminat, koleksi batu akik milik Laurent juga bisa dibeli dengan harga yang bervariatif.

Saat ditemui Tim Liputan6.com, Laurent menjelaskan, dirinya telah menggemari batu akik ini sejak kecil. Dia menggiati hobi tersebut mengikuti karir sang Ayah yang pergi ke berbagai negara hanya untuk mencari batu akik dan batu mulia lainnya.

"Saya mulai hobi gara gara ayah saya koleksi batu mulia. Saat saya masih kecil, orang tua saya pergi mencari batu ke Brazil, Thailand, Amerika Latin, dan juga Rusia," ujar Laurent, Minggu (27/6/2015).

Batu yang dikoleksi Lurent sangat beragam, seperti Pirus, Tiger Eye, Badar Emas, hingga Kalimaya. Dia menjelaskan bahwa seluruh batu yang dikoleksi tersebut tidak berasal dari Indonesia melainkan dari luar negeri terutama daerah asalnya yaitu swiss.

Meski koleksinya berasal dari luar negeri, namun Laurent enggan menjualnya koleksinya tersebut dengan harga mahal. Dia hanya menjual dengan harga murah yaitu mulai dari harga Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu. Hal itu dilakukan karena ingin menarik minat pengunjung datang ke cafe yang baru seminggu dibukanya.

"Saya tidak mau jual dengan harga mahal, saya jual murah-murah saja karena saya ingin cafe saya ini ramai. Jadi kalau ada yang datang mereka bisa lihat batu-batu saya sambil minum kopi di cafe saya," ujar Laurent menambahkan.

Saat ditanya pernahkah dia mengikuti pameran batu akik, Laurent menjawab bahwa dirinya berharap bisa mengkuti pameran tersebut. Namun karena kesibukannya mengurus cafe membuat keinginannya tersebut tak bisa di realisasikan.

"Banyak yang ngundang ke pameran tapi saya sibuk urus persiapan untuk cafe saya. Kalau sudah beres semua, maka saya mau ikut agar bisa berjumpa dengan teman teman yang hobi batu," tandas dia. (Han/Ibo)