Sukses

Media Sosial dalam Perekrutan Pekerjaan

Jagalah persona media sosial Anda sehingga tidak terjadi salah kaprah di dunia pencarian pekerjaan.

Liputan6.com, Jakarta Satu dekade lalu, tidak ada yang menyangka media sosial memiliki peran penting dalam pencarian pekerjaan. Kini hal tersebut mulai menjadi lumrah.

Namun, penggunaannya menjadi pedang bermata dua, Tidak semua orang mampu menggunakannya dengan tepat. HRD kini tidak memiliki cukup waktu memeriksa ratusan CV. Sehingga, untuk menentukan apakah seorang pantas untuk melalui tahap wawancara, mereka terkadang menggunakan media sosial, untuk melihat apa prospek si calon karyawan.

Anda perlu berhati-berhati dalam mengisi konten media sosial bila ingin menjadikannya sebagai penarik minat perusahaan. Berikut ini adalah cara yang benar dan salah dalam penggunaan media sosial untuk karir, seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (30/6/2015).

Cara yang benar:

- Pertama, buatlah profil di situs jejaring profesional seperti LinkedIn untuk meningkatkan kesempatan diakui pencari kerja.

- Facebook dan Twitter juga bisa menguntungkan jika digunakan dengan tepat. Anda tidak perlu takut menunjukkan kepribadian, komentar pada tren indutri yang akan ada tuju sebagai tempat kerja dan mem-follow orang-orang yang tepat di sektor tersebut.

- Walau kebanyakan perekrut tidak menyukai CV dengan foto, Anda perlu memasang foto yang terlihat profesional.

Cara yang salah:

- Facebook dan Twitter bisa menjadi sarana menunjukkan bakat Anda, namun jangan berpikir perekrut tidak mengecek Anda sebelum memutuskan apakah Anda pantas mengikuti interview.

- Ada perbedaan antara menunjukkan kepribadian dan mengunggah foto Anda dan teman-teman Anda berpesta kebablasan.

- Bahasa yang menyinggung sangat tidak dianjurkan. Anda tidak ingin kehilangan kesempatan pekerjaan impian hanya karena pernyataan bercanda kasar pada seorang teman di Facebook atau Twitter.

- Tergantung posisi yang Anda incar, sebaiknya Anda menghindari memposting hal yang terlalu politik, walau Anda mungkin tidak didiskriminasi perekrut dalam latar belakang politik. Semua orang punya pandangan berbeda mengenai isu dunia, namun sebagian orang tidak ingin mendebat dan mengacaukan suasana kantor.

(ikr/bio)