Liputan6.com, Jakarta Libur lebaran merupakan saat yang tepat untuk mengajak keluarga Anda bertamasya di alam terbuka. Jika Anda berada di Malang, tidak perlu jauh-jauh mencari tempat wisata, pasalnya di jalan Raya Surabaya – Malang km 65, tepatnya di jalan Kebunasri, Purwodadi, Jawa Timur, terdapat objek wisata keluarga menarik bernama Kebun Raya Purwodadi.
Saat Tim Liputan6.com berkunjung, yang ditulis pada Jumat (3/7/2015), derit tongeret menyambut di depan gerbang yang bernuansa Bali. Suasana sejuk makin terasa saat memasuki kawasan kebun raya yang memiliki luas sekitar 85 hektar ini. Tak heran, mengingat  Kebun Raya Purwodadi menjadi tempat koleksi beraneka flora langka dari berbagai penjuru dunia.
Sejak diresmikan berdiri pada 30 Januari 1941 oleh Dr Lourens Gerhard atas prakarsa seorang peneliti asal Belanda bernama Dr Dirk Fok van Slooten, lahan Kebun Raya Purwodadi dikhususkan untuk ditanami ribuan koleksi tanaman.
Advertisement
Berbagai tanaman tersebut antara lain berupa polong-polongan, berbagai jenis anggrek, paku-pakuan, hingga tanaman obat, dan pohon-pohon besar yang berusia hingga ratusan tahun. Tak hanya itu, pengunjung juga akan melihat sekawanan Kijang yang dilepas liar di area kebun raya ini.
Keberadaan Kebun Raya Purwodadi tidak lepas dari keberadaan tiga kebun raya lain di Indonesia, yaitu Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, dan Kebun Raya Bali. Kebun Raya Purwodadi juga terus mengembangkan berbagai penelitian tanaman obat.
Ke depan,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang mewadahi Kebun Raya Purwodadi berharap, kebun raya ini bisa menjadi kebun raya berkelas dunia di bidang konservasi dan penelitian tumbuhan tropika dataran rendah Indonesia, pendidikan lingkungan, dan bisa menjadi objek wisata keluarga yang membanggakan.
Untuk menunjang kegiatan pariwisata, Kebun Raya Purwodadi juga melengkapi dirinya dengan berbagai fasilitas wisata, antara lain kolam pemandian anak, camping ground, dan berbagai fasilitas untuk aktivitas out bond. Beberapa tanaman juga dilengkapi dengan penjelasan singkat, sehingga pengunjung dapat dengan mudah mengetahui informasi flora yang mereka temukan. Namun sayang, banyak papan informasi yang tercoret dan rusak akibat tangan-tangan jahil para pengunjung. (Ibo/Bio)
Â
Â