Liputan6.com - Indonesia yang sejak lama dikenal sebagai negara dengan berbagai suku dan budaya, mempunyai banyak keunikan perihal pakaian adat. Dalam budaya suku Dayak Ngaju misalnya, sub etnis Dayak yang bermukim di Kalimantan Tengah ini mempunyai pakaian adat eksotik yang dikenal dengan nama Sangkarut.
Menurut informasi yang dilansir dari Museum Kalimantan Tengah, yang ditulis pada Rabu (15/7/2015), nama Sangkarut berasal dari kata Sangka yang berarti pembatas atau penyangga. Selain digunakan saat berperang, pakain berbentuk rompi ini menjadi pakaian kebesaran yang kerap dikenakan dalam berbagai upacara adat.
Sangkarut secara umum terbuat dari kulit nyamu atau yang dikenal dengan kulit Daun Lemba. Lemba atau pohon pinang puyuh merupakaan sejenis tanaman yang tumbuh secara berumpun. Tanaman ini banyak ditemukan di daerah lembab yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Advertisement
Daun Lemba berbentuk bujur dan berwarna hijau, daun tanaman ini mempunyai struktur yang keras dan sangat kuat, karena mempunyai banyak serat pada permukaannya. Daun Lemba yang oleh masyarakat Dayak Ngaju kerap dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan Sangkarut, adalah daun yang sudah berukuran pajang sekitar 50-60 cm dengan ketebalan 15-17 cm.
Daun Lemba yang sudah dirajut menjadi rompi kemudian dihias dengan berbagai pernak-pernik. Tempelan pernak-pernik tersebut diambil dari kulit trenggiling, uang logam, kancing, manik-manik, hingga benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib (azimat).
Pemasangan hiasan tersebut bukan tanpa maksud, masyarakat Dayak Ngaju percaya bahwa hiasan yang ada pada Sangkarut bisa melindungi mereka dari pengaruh jahat dari orang lain yang ingin berbuat jahat. Lebih dari itu, mereka juga percaya Sangkarut mempunyai daya magis yang bisa membebaskan mereka dari segala sesuatu yang membinasakan diri.
(ibo/igw)
Â