Sukses

Keelokan Selat Larantuka Dilihat dari Langit

Selat Larantuka membentang menghubungkan Pulau Flores dan Pulau Adonara di Nusa Tenggara Timur. Keelokan selat ini bikin orang terkesima.

Liputan6.com, Jakarta Selat Larantuka membentang menghubungkan Pulau Flores dan Pulau Adonara di Nusa Tenggara Timur. Keelokan selat ini bikin orang terkesima.

Pada saat bulan purnama, kecepatan arus laut yang keluar dari Selat Larantuka menuju Laut Flores dapat mencapai 4 meter/detik. Arus laut dengan kecepatan tersebut menyimpan potensi energi yang besar untuk diubah menjadi energi listrik.

Arus laut di Selat Larantuka disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi, bulan, dan matahari. Gaya tarik menarik inilah yang kemudian menimbulkan pasang naik dan pasang surut di Laut Flores dan Laut Sawu.

Perbedaan tinggi permukaan air antara kedua laut tersebut menjadikan air mengalir dengan kencang dan menjadikan arus laut yang deras melewati sela-sela sempit. Selain berpotensi sangat besar untuk penghasil energi listrik, arus laut ini juga menjadikan Selat Flores kaya akan ikan, dan menjadi pemasok utama ikan untuk daratan Flores.

Larantuka yang dalam bahasa Lamalohot berarti 'tempat bertemu', merupakan benteng terakhir bagi Portugis yang terdesak oleh Belanda dan di Malaka dan Makassar. Persinggungan Larantuka dengan Portugis terjadi sejak 1556, saat kapal niaga Portugis merapat di pelabuhan Larantuka dan kerap melakukan pelayaran di Kepulauan Solor.

Saat kapal-kapal Portugis merapat di Pelabuhan Larantuka, proses akulturasi terjadi. Pernikahan antarwarga setempat dengan orang Portugis yang beragama Katolik mulai banyak terjadi di kalangan bangsawan. Budaya dan tradisi Portugis lambat laun berkembang dan diserap menjadi kebudayaan masyarakat Larantuka. 

Simak video drone Larantuka di program Liputan6.com di Langit Indonesia, Jumat (17/7/2015).