Liputan6.com, Jakarta Pameran seni rupa yang mengeskplorasi ilmu bela diri pencak silat hari ini resmi dibuka di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, Jakarta 1 Agustus 2015. Mengusung tema ‘Ekspresi Keindahan Rasa dan Bentuk dalam Gerak Pencak Silat’, pameran yang diikuti 27 perupa dari berbagai daerah ini, dibuka untuk umum hingga 15 Agustus 2015.
Baca Juga
Bertepatan dengan Hari Pahlawan, Perayaan 56 Tahun Taman Ismail Marzuki Bakal Tampilkan Fashion Show sampai Pidato Budaya Garin Nugroho
Taman Ismail Marzuki Festival 2024 Siap Digelar, Jadi Refleksi Karya dan Budaya Seni Indonesia
Pidato Kebudayaan TIM, Garin Nugroho Bakal Usung Tema 'Etika, Seni, dan Demokrasi'
Gelaran kreatif ini terinspirasi dari kegelisahan maestro silat O’ong Maryono, yang menganggap pencak silat belum menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Dengan memberi kesempatan para perupa untuk mengeksplorasi unsur seni dalam gerak pencak silat, pameran ini diharapkan mampu memupuk kembali kepedulian masyarakat terhadap pencak silat sebagai salah satu kebudayaan Indonesia.
Advertisement
Lebih dari itu, Rosalia Sciortino, isteri mendiang maestro silat O’ong Maryono mengharapkan, pameran seni patung ini juga mampu membuka pengalaman baru di antara bidang seni beladiri dan seni rupa. Sehingga gerak dan jurus dalam pencak silat bisa menjadi sumber inspirasi bagi para perupa untuk menghasilkan karya.
Sementara itu, Tantio Adjie, salah satu perupa yang menjadi peserta pameran, saat ditemui awak Liputan6.com, Sabtu (1/8/2015) mengungkapkan, "Harmoni gerak dalam seorang pesilat itu banyak energinya, jadi di sinilah kami para seniman mengekspresikan itu dengan segala material yang ada. Ini pertama kali di Indonesia ada pameran patung bertema silat, ini luar biasa."
Sekitar 40 karya patung yang dipamerkan dibuat dari berbagai material, seperti perunggu, kayu, hingga stereofom. Perupa Tantio Adji mengirim 3 karyanya yang masing-masing berjudul `Keseimbangan`, `Melawan Angin`, dan `Bermain`. Ketiga karya yang terinspirasi dari nama jurus silat ini dibuat dari material stereofom, dibalut lem yang sifatnya plastik, kemudian dicat.
Lebih jauh Tantio juga mengungkapkan, seni patung sudah ada sejak zaman dahulu, dan selama ini pameran patung di Indonesia selalu bersentuhan dengan barat. Dimunculkannya ide pencak silat ini menarik, untuk memperkenalkan kembali dan melestarikan pencak silat sebagai kebudayaan bangsa. (Ibo/Igw)