Liputan6.com, Sleman Arca batu, prasasti, replika candi dan rumah adat, hingga berbagai foto dokumentasi sejarah dipamerkan di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Daerah Istimewa Yogyakarta. Pameran cagar budaya yang mengusung tema ‘Membangun Pembelajaran Pelestarian Cagar Budaya’ dikemas dalam Heritage Expo 2015, yang berlangsung hingga Sabtu, 8 Agustus 2015 mendatang.
Kepala BPCB DIY, Tri Hartono, mengatakan tujuan pameran ini untuk mendekatkan masyarakat dengan warisan kebudayaan yang ada, sehingga masyarakat mengetahui tentang sejarah serta warisan-warisan nenek moyang Indonesia.
Setiap benda cagar budaya yang dipamerkan dilengkapi dengan panel informasi sehingga memudahkan para pengunjung untuk mendapatkan informasi. Tidak hanya informasi tekstual yang diberikan benda benda cagar budaya, namun juga informasi melalui media visual dengan memutar film cagar budaya.
Advertisement
Dalam expo tersebut BPCB DIY memamerkan dua masterpiece, yaitu rumah tradisional Kota Gede dan konstruksi batu Candi Prambanan. "Kita juga pamerkan peralatan dalam konservasi, pemugaran, maupun dokumentasi dari waktu ke waktu sesuai perkembangan zaman," ujar Tri saat ditemui awak Liputan6.com, Rabu (5/8/2015).
Selain pameran benda cagar budaya, Heritage Expo 2015 juga menggelar lomba bertema cagar budaya, dan talk show. Hal ini dilakukan agar pesan pameran tidak hanya berjalan satu arah tapi juga dua arah. Lomba seperti menggambar dan mewarnai bagi anak-anak usia dini dan pelajar ini dirangkai dalam permainan dengan tema cagar budaya. Dengan media yang interkatif dan menghibur diharapkan dapat tersampaikan pesan dan pengetahuan tentang cagar budaya.
"Kita memang kenalkan peninggalan cagar budaya sejak dini pada anak-anak dengan harapan kecintaan mereka untuk melestarikan cagar budaya tetep terjaga hingga dewasa nanti," ungkapnya kemudian.
Sementara itu Ketua panitia Heritage Expo 2015, Wahyu Astuti, mengatakan pengunjung akan mengetahui proses pembangunan candi. Di mana pada zaman dulu diketahui memiliki teknologi dalam menyusun batu supaya tidak mudah geser ataupun roboh. Hal itu karena adanya alat semacam pengunci batu dalam batu-batu candi itu.
"Nenek moyang kita sudah buat teknologi supaya batu yang disusun tidak mudah geser. Ada penguncinya antar batu," ujar Wahyu. (Fathi mahmud/Ibo)