Liputan6.com, Jakarta Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) mengadakan acara KOPHI Sejukkan Nusantara (KOPHI SENUSA) memperingati Dirgahayu RI ke-70. Acara diselenggarakan di Pulau Kotok, Kepulauan Seribu, pada tanggal 15-16 Agustus 2015 dengan tema pariwisata berkelanjutan.
“Sektor pariwisata menyumbang pendapatan negara cukup besar dan berkembang tiap tahunnya, tapi sayangnya tidak diikuti dengan aksi pelestarian di tempat wisata. Contohnya, pengembangan wisata yang tidak memperhatikan aspek keseimbangan lingkungan, atau contoh kecilnya, banyaknya sampah yang dibuang sembarangan,” tutur Dhia, ketua pelaksana KOPHI SENUSA.
Dimulai dengan sesi `Sampah dan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle)`, KOPHI mengajak 30 peserta KOPHI SENUSA untuk berdiskusi pentingnya menjaga kebersihan wisata alam dan berbagai solusi untuk mengembalikan wisata alam yang telah kotor, kemudian diakhiri praktek 3R dengan pembuatan Keranjang Takakura untuk pembuatan kompos dengan menggunakan sampah organik.
Advertisement
Sampah disekitar Kepulauan Seribu seringkali dibuang ke laut atau dibakar yang dapat menyebabkan polusi karena ketidakmampuan pengelolaan sampah warga sekitar dan kurangnya sosialisasi pemanfaatan sampah seperti 3R.
Pengenalan ekosistem laut dilakukan dengan snorkeling ramah lingkungan, misalnya dengan jaga jarak dan hindari kontak dengan terumbu atau tidak mengejar dan mengganggu makhluk laut. “Saat ini banyak wisatawan yang melakukan snorkeling, tapi kurang ramah lingkungan, malah justru merusak terumbu karang atau menganggu hewanlaut,” jelas Herman, pemandu snorkeling.
Selain itu, pelestarian ekosistem hutan sekitar pesisir dilakukan dengan penanaman pohon bakau. “Pohon bakau (Mangrove) yang ditanam di Pulau Kotok seringkal igagal jika ditanam secara berjarak karena ombak yang cukup besar dan kontur yang berpasir, jadi disini lebih baik ditanam secara berkelompok.” Jelas Herman, pemandu sesi penanaman pohon bakau.
Di sesi terakhir, transplantasi terumbu karang yang dilakukan di Areal PerlindunganLaut (APL). KOPHI turut menyumbang budi daya terumbu karang. “Kepulauan Seribu mempunyai jenis terumbu karang terlengkap di Indonesia, namun jumlahnya semaki nberkurang karena eksploitasi laut dan polusi laut seperti sampah dan limbah. Jadi, peran APL saat ini membantu memelihara fungsi ekologis agar tempat tinggal ikan seperti terumbu karang tetap terjaga dengan cara budidaya,” tutur Pak May, petugas di Area lPerlindungan Laut.
Selama kegiatan ini berlangsung, diadakan juga kontes Instagram #KOPHISenusa untuk menyebarkan isu wisata berkelanjutan ini lebih luas lagi. “Ini adalah pengalaman yang luar biasa. Worth it banget, deh. Bisa refreshing, tambah ilmu, dan belajar jadi wisatawan yang peduli lingkungan,” tutur Zahra, peserta KOPHI SENUSA, seperti dikutip dari rilis media yang diterima Liputan6.com.
(bio/igw)