Sukses

3 Fakta Mengapa Pria Dilarang Tinggal di Desa Ini

Desa ini melarang pria untuk tinggal dan menetap. Berikut tiga pelajaran yang dapat kita ambil.

Liputan6.com, Jakarta Desa Umoja, yang terletak di sebelah utara Kenya, dihuni oleh 47 wanita dan 200 anak-anak. Yang mengejutkan dari desa ini adalah tidak ada satu pria pun yang tinggal di sini. Pelarang tersebut terjadi karena desa Umoja merupakan desa yang memiliki perkumpulan untuk kesejahteraan wanita, dan melindungi kaum wanita dari pelecehan, kekerasan seksual, dan dari kekerasan rumah tangga.

Berdasarkan Guardian yang dilansir dari Glamour, Rabu (19/8/2015), berikut tiga hal yang dapat Anda pelajari dari desa Umoja.

Dasar Demografi

Didirikan pada tahun 1990 oleh lebih dari selusin wanita yang diperkosa oleh "tentara Inggris lokal" yang ditempatkan di daerah mereka, Umoja sekarang merupakan rumah bagi hampir 50 perempuan dan ratusan anak-anak. Banyak dari perempuan telah diperkosa. Kenyataan yang mengejutkan tindakan kekerasan ini bahkan dilakukan oleh keluarga mereka. Desa ini kemudian mandiri dengan perempuan yang membuat kerajinan dan perhiasan, yang dijual kepada wisatawan.

Desa Umoja yang hanya dihuni oleh wanita dan anak-anak tanpa adanya pria

Para Wanita Bekerja untuk Mendidik Anak-anak Perempuan

Mereka berbicara dengan gadis-gadis muda di komunitas mereka sendiri dan masyarakat di sekitarnya. Berbagi cerita dengan perempuan yang menikah di usia muda. Banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran seperti bahaya seks diusia mudia, pernikahan dini, dan mutilasi alat kelamin perempuan. "Jika seorang gadis menikah pada usia dini, gadis itu tidak akan menjadi orangtua yang kompeten," kepala sekolah Umoja mengatakan kepada Guardian.

Perempuan di Umoja Berhubungan Suami Istri dengan Cara Mereka Sendiri

Melihat statistik populasi 47 wanita untuk 200 anak-anak tampak menarik karena bagaimana jika mereka ingin menikah namun tidak ada satupun laki-laki yang berada di desa ini. "Kami masih menyukai pria," kata seorang warga Umoja. "Mereka tidak diperbolehkan di sini, tapi kami ingin bayi dan perempuan harus memiliki anak," ujar seorang di antara mereka.