Sukses

8 Desainer Tanah Air Ikuti `Who`s Next 2015` Paris

Ada 8 desainer Indonesia yang mengikuti pameran dagang `Who's Next 2015` di Paris.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia Fashion Week mengarahkan para pelaku industri fesyen di tanah air agar tak hanya terlena mencurahkan perhatian dalam hal kreativitas mendesain. Para desainer juga diarahkan untuk memperkuat sektor B2B (Business to Business) yang potensial untuk dikembangkan ke pasar ekspor.

Salah satu wujud nyatanya adalah dengan memfasilitasi keikutsertaan desainer dan label Indonesia dalam pameran dagang bergengsi `Who’s Next` yang sebelumnya dikenal dengan nama Pret a Porter di Paris. Pameran dagang internasional ini akan berlangsung pada tanggal 4-7 September 2015 bertempat di Private Area, Stand A68 Hall 2.2, the Parc des Expositions, Porte de Versailles, Paris.

Pihak Who’s Next yang berkesempatan mengunjungi Indonesia Fashion Week 2015 telah melakukan kurasi terhadap 8 desainer dan label Indonesia yang terpilih untuk mempresentasikan koleksinya di pameran dagang tersebut. Mereka adalah desainer dan label Indonesia mulai dari yang telah berpengalaman hingga yang terbilang masih baru, yakni Ali Charisma, D’Tale, Flobamore, Lenny Agustin, Ming, Oka Diputra, Sav Lavin, dan Sofie Design.

“Dengan mengikuti pameran dagang internasional yang diikuti peserta dari seluruh dunia dan dihadiri buyer dari manca negara, diharapkan kita bisa memperkenalkan produk fesyen Indonesia ke tingkat global,” papar Ali Charisma, Presiden Direktur Indonesia Fashion Week, seperti dikutip dari rilis media yang diterima Liputan6.com.

Kementerian Perindustrian turut mendukung kegiatan ini sebagai bagian dari bentuk tanggung jawab dalam menciptakan wirausaha yang kreatif dan inovatif, terutama dalam sektor produk fesyen yang juga terkait dengan produk kerajinan. “Dukungan ini supaya dapat melahirkan produk fesyen Indonesia yang berkualitas dan punya nilai jual yang lebih baik di pasar ekspor,” tutur Euis Saedah, Dirjen Industri Kecil Menengah, Kementerian Perindustrian.

Sambungnya, “Secara industri, produk fashion kita yang dalam bentuk mass product mungkin belum siap untuk berkompetisi dengan negara lain karena masih perlu dibenahi basis industrinya. Namun kita bisa mengarah pada produk yang punya nilai craft tinggi supaya berbeda dengan mass product yang dibuat negara lain. Selain itu, kita bisa melakukan pendekatan melalui penyediaan jasa desain. Apalagi kreativitas desainer Indonesia tak diragukan lagi kualitasnya. Jadi, mengapa tidak kita coba tawarkan 2 hal ke pasar global, yakni sektor jasa dan produk.”

Indonesia Fashion Week berharap desainer dan label yang mendapat kesempatan untuk mengikuti Who’s Next dapat belajar banyak hal untuk memperkuat sektor bisnisnya yang berbasis B2B. Kemudian diharapkan pula mereka dapat mentransfer pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya kepada para pelaku industri fesyen di Indonesia agar dapat berkembang bersama-sama.

(bio/igw)