Liputan6.com, Jakarta Soto Lamongan bukan lagi monopoli Kota Lamongan, pasalnya dengan citarasa khas ini juga ditemui di Jalan AM Sangaji Nomor 58, Kota Jogja, tepatnya di depan hotel Tentrem. Saat ditemui awak Liputan6.com, Senin (28/9/2015), Rohaji, pemilik warung soto mengatakan, soto khas miliknya sudah ada sejak tahun 2006 lalu. Soto Lamongan Hijroh miliknya mempunyai ciri khas di Koya. Koyanya terasa pas di mulut dan membuat soto terasa lebih gurih. Soto lamongan buatannya memang cenderung gurih sehingga pecinta soto dengan citarasa gurih akan kembali lagi.
"Ada koya, suwiran daging ayam, irisan telur rebus, kubis, dan mi soun. Sementara kalo di Jogja, kagetnya di Koya. Rempahnya pas," ujar Rohaji.
Kenikmatan Soto Lamongan Hijroh berasal dari resep turun-temurun. Cita rasa yang selalu dijaga cukup membuat pengunjung ketagihan. Namun sayang, tempatnya tidak begitu luas sehingga jika pembeli banyak maka Anda harus sabar mengantri. Rohaji mengakui, setiap hari dirinya bisa menghabiskan hingga 8 ayam selama jualan dari pagi hingga sore hari.
Advertisement
"Satu Porsi 9 ribu. Resepnya turun temurun dari kakak ibu," ujarnya.
Rohaji mengatakan, kedai soto lamongan miliknya sekarang adalah buah dari kerja keras dan proses yang panjang. Bahkan dirinya sempat membuat gerobak soto dengan menggunakan kayu-kayu bekas tempat tidur miliknya. Beruntung, berkat usaha dan kerja kerasnya, kedai soto Rohaji tetap eksis dan diterima oleh warga Jogja hingga saat ini.
"Bentuknya sama kayak gini. Tapi sekarang sudah rusak. Kalo yang sekarang sudah baru. Yang dulu dirumah," ujarnya.
(Fathi Mahmud/Ibo)