Sukses

Label Perhiasan John Hardy Revitalisasi `Kapal Bambu` di Bali

Label Perhiasan John Hardy merevitalisasi galerinya di Bali.

Liputan6.com, Ubud Anda pernah membeli perhiasan perak John Hardy? Jika Anda saksama dalam membelinya, Anda tentu tahu seri apa saja yang dihadirkan. Yang tertua adalah seri Naga. Seri yang mengambil inspirasi dari legenda ini sudah hadir sejak awal John Hardy terbentuk.

Selain legenda, yang juga menginspirasi perhiasan-perhiasan John Hardy adalah alam. Salah satu serinya adalah Bambu. Bukan hanya dalam desain, perhatian label ini pada alam pun juga dapat dilihat di workshop dan galerinya di Ubud, Bali.

Dengan arsitektur bergaya tradisional Bali, bangunan-bangunan di kawasan workshop dibangun menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan di atas lahan seluas 400 hektar yang rimbun dan hijau. Ini mencerminkan falsafah hidup John Hardy tentang pentingnya ‘environmental sustainability’.

Di sana, para pengrajin dan desainer bekerja, sambil menyantap makanan yang dipetik dari kebun organik. Galerinya yang bernama Kapal Bambu dibangun tahun 2004 oleh arsitek asal Singapura-Indonesia, Cheng Yew Kuan, bangunan ini juga terinspirasi oleh Linda Garland, salah satu pelopor desain bambu dan arsitektur ramah lingkungan di Bali.

Diberi nama Kapal Bambu karena bangunan ini memang menyerupai sebuah perahu bambu, yang berlayar di hamparan sawah. Kapal Bambu terbuat dari bambu dan alang-alang, dirancang dengan memanfaatkan sirkulasi udara alami, menggunakan falsafah alam dan budaya lokal.

Bangunan lainnya, Wantilan Design Center, merupakan tempat para seniman dan desainer bekerja merancang berbagai mahakarya yang dipajang di butik John Hardy. Bangunan ini dulunya merupakan alun-alun warga desa sekitar, dengan struktur bangunan kayu yang terawat baik hingga dipindahkan ke lokasinya sekarang pada tahun 1999.

Direkonstruksi oleh orang yang juga membangun Kapal Bambu, Wantilan dirancang untuk menjadi ruang terbuka dengan pencahayaan alami, sehingga mendukung para desainer memperoleh inspirasi dari alam. Struktur tersebut dibangun dengan frame baja, dengan lantai beralas batu-batuan alami dan beratap rerumputan.

Seperti dikutip dari rilis media yang diterima Liputan6.com, pusat desain John Hardy itu kini tengah mengalami revitalisasi, dan hasilnya akan menghadirkan pengalaman baru dalam menghargai nilai-nilai hidup berdampingan dengan alam di kawasan Ubud.

John Hardy adalah label perhiasan yang didirikan oleh desainer bernama sama yang berasal dari Kanada. Terpukau dalam kunjungannya ke Bali di pertengahan 1970an, John Hardy kemudian meluncurkan sebuah label perhiasan. Hingga kini, proses desain dari produk-produk yang sebagian besar terbuat dari perak itu masih dilakukan di Bali.

Dengan keahlian tradisional, tangan-tangan pekerja lokal membentuk perhiasan dari label yang gaungnya sudah terdengar di jagad fesyen internasional. Menginjak usia 40 tahun, John Hardy merayakan hari jadinya dengan bekerja sama dengan spa COMO Shambala Estate, Bali. Ada berbagai paket spa dan perhiasan serta tur yang disediakan oleh John Hardy dan COMO Shambala Estate.

 

(bio/igw)