Liputan6.com, Jakarta Konsistensi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam mengangkat eksistensi batik terus dilakukan dalam berbagai cara. Tidak sekadar menggelar acara tahunan yang sifatnya hanya seremoni belaka, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga menginisiasi berdirinya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan jurusan Batik.
SMK Negeri 2 Tegalsari yang baru berdiri tahun 2014, mungkin satu-satunya sekolah di Indonesia yang membuka jurusan khusus Batik dalam kurikulumnya. Sekolah yang dibangun atas bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui anggaran Bantuan Keuangan Khusus (BKK) ini menghabiskan dana Rp 15 miliar dalam pembangunannya.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, menurut informasi yang diterima tim Liputan6.com, Kamis (15/10/2015) mengatakan, “SMK ini terdiri dari empat jurusan yang salah satunya adalah jurusan tekstil batik. Kami mengusulkan jurusan ini kepada provinsi sebagai salah satu cara kami mempercepat regenerasi perajin dan pelaku industri batik lokal yang saat ini jumlahnya masih terbatas.”
Advertisement
Lebih jauh Bupati Anas menjelaskan, Jurusan Batik yang ada di sekolah ini akan mengajarkan berbagai berbagai hal tentang batik, mulai dari teori dan praktik mendesain, mencanting, serta teknis dalam pewarnaan batik. Tak hanya itu, bahkan sekolah ini juga akan dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah yang menampung limbah dari proses pembuatan batik.
Pembangunan sekolah jurusan batik ini tidak main-main, pasalnya arsitek nasional Andra Matin turut dilibatkan dalam merancang gedung sekolah. Desain gedung sekolah dirancang untuk memenuhi konsep Go Green, dan akan menjadi salah satu sekolah yang ramah lingkungan di Indonesia.
Saat ini gedung SMK Negeri 2 Tegalsari masih dalam proses pembangunan. Untuk sementara kegiatan belajar mengajar masih menggunakan gedung lama di salah satu Sekolah dasar di Desa Kebondalem. Direncanakan tahun depan para siswa SMK Negeri 2 Tegalsari sudah bisa menempati gedung sekolah yang baru.
Didirikannya sekolah yang membuka Jurusan Batik ini bukan tanpa sebab, Bupati Anas mengharapkan agar siswa lulusan sekolah ini tidak lagi bingung mencari kerja, namun cukup memberdayakan diri dan lingkungannya dengan mengembangkan industri batik. “Setalh SMK ini berjalan, selanjutnya kamu juga akan membuka kursus-kursus membatik yang ditujukan bagi ibu-ibu rumah tangga di desa-desa,” ujarBupati Anas kemudian. (Ibo/Nad)