Liputan6.com, Jakarta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram mendorong keberadaan panggung terapung di kawasan Kali Jangkuk dapat dikembangkan menjadi objek wisata alternatif bagi warga di kota ini.
"Untuk menjadi objek wisata alternatif, pengelola dalam hal ini komunitas peduli sungai 'Semeton Ampenan' harus membuat fasilitas yang dapat menjadi magnet dan dimanfaatkan oleh masyarakat umum," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram H Abdul Latif Nadjib di Mataram, Nusa Tenggara Barat, seperti dikutip dari Antara, Senin (2/11/2015).
Ia mengatakan, keberadaan komunitas peduli sungai ini sangat penting dalam upaya menjaga kebersihan sungai dari hulu hingga hilir, sehingga potensi panggung terapung yang saat ini berada di hilir dapat memotivasi komunitas di hulu. Menurut dia, potensi panggung terapung saat ini sudah bisa dikembangkan tidak hanya untuk wisatawan lokal tetapi juga untuk mancanegara. Artinya, kata pria yang kerap dipanggil Latif ini mengatakan, keberadaan panggung terapung menjadi ajang kreativitas anak muda. Panggung terapung, bisa dimanfaatkan secara bergantian oleh para pelajar dengan grup "band"nya, kelompok seniman dan lainnya dengan difasilitasi berbagai peralatan sesuai kebutuhan mereka.
Advertisement
"Artinya, pelajar atau para seniman tinggal main saja, sementara fasilitas alat dan kebutuhan lain disiapkan komunitas pedulu sungai," katanya. Menyinggung tentang pementasan "Presean" (permaian tradisional Lombok) yang pernah dilaksankan di panggung terapung sekitar bulan Juni lalu, Latif menilai hal itu bisa-bisa saja.
"Kalau hanya untuk pertunjukan bisa-bisa saja, tetapi untuk bertanding belum bisa karena 'presean' merupakan tardisi roh menyatu dengan alam. Jadi kaki para petarung harus menyentuh tanah," katanya menerangkan.
Namun demikian, lanjutnya, agar keberadaan wisata panggung terapung itu dapat menjadi objek wisata alternatif misalnya setiap hari Sabtu dan Minggu harus tetap ada aktivitas hiburan.
"Jadi setiap Sabtu dan Minggu ada kegiatan atau hiburan yang dilaksankan komunitas di panggung terapung, sehingga masyarakt bisa datang sekaligus membuka peluang usaha bagi masyarakat lainnya terutama pedagang kaki lima," ujarnya.
Ke depan diharapkan panggung terapung itu akan menjadi satu kebutuhan masyarakat dan menjadi embrio dalam upaya penanganan restorasi kali bersih. "Kita yakin, dengan adanya kegiatan-kegiatan itu, komunitas-komunitas tentu bisa terus menjaga aliran air sungai bersih dari sampah," tambah Latif.