Sukses

400 Warga Sekolah Latihan Siaga Bencana

Bank Indonesia melalui program Sekolah Siaga Bencana melatih 400 warga sekolah di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia memiliki program Sekolah Siaga Bencana (SSB) 2015. Bersinergi dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Bank Indonesia menginginkan tiap sekolah memiliki Tim Manajemen Bencana Berbasis Sekolah (MBBS) yang cakap dan andal.
Pembentukan SSB bertujuan untuk membangun sekolah yang memiliki sistem manajemen bencana, yang memungkinkan sekolah memiliki kesiap-siagaan terhadap bencana banjir, kebakaran dan gempa. Sebagai pilot project 2015, program ini berfokus di wilayah DKI Jakarta.

“Kita semua tahu bahwa sekolah merupakan elemen penting dalam pembangunan masa depan bangsa. Namun fakta di lapangan, perhatian kita terhadap keselamatan sivitas sekolah (guru, karyawan, siswa) masih dianggap hal sepele. Padahal kejadian bencana di sekolah makin marak belakangan ini,” ucap Pejabat Departemen Komunikasi Bank Indonesia.

Program SSB 2015 melibatkan 20 Sekolah SMA/SMK di lingkup Kota Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Di masing-masing sekolah tersebut dibentuk sebuah organisasi penanggulangan bencana MBBS. Tim MBBS terdiri dari 20 orang, 5 orang dari unsur guru dan karyawan, dan 15 orang lainnya dari unsur siswa.

“Kita berharap tim MBBS ini bisa menjadi semacam tim elit dalam penanggulangan bencana di sekolah. Itu mengapa kita gelar simulasi gabungan di Situ Gintung. Ada 400 orang peserta dari 20 sekolah yang ada dalam program SSB 2015“ kata Insan Nurrohman, Vice President Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Seperti dikutip dari rilis media yang diterima Liputan6.com. Simulasi Gabungan ini mensimulasikan tiga bahaya, yakni kebakaran, banjir, dan gempa bumi. Simulasi ini merupakan bagian dari silabus pelatihan Sekolah Siaga Bencana yang memadukan knowledge dan skill. Sebelumnya, sisi knowledge telah diberikan di kelas-kelas pendampingan indoor.

Adapun segi skill diberikan di kelas outdoor. Program SSB meliputi proses assesment, pembentukan manajemen berbasis sekolah, capacity building (berupa training dan simulasi/drill), hingga monitoring dan evaluasi (monev).

Unsur-unsur yang terlibat dalam program ini selain BI dan ACT adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta dan Dinas Pendidikan DKI. Program ini merupakan implementasi dari Peraturan Kepala (Perka) BNPB Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana.

 

(Bio/Nad)