Liputan6.com, Jakarta Nama Faye Simanjuntak sudah beredar di berbagai media. Berawal dari pelajaran sekolah, Faye tergerak untuk membantu anak-anak yang terjerat prostitusi. Singkat cerita, pada tahun 2013 atas dukungan sang ibu, Faye mendirikan organisasi sosial bernama Rumah Faye.
Misi yang dijalankan adalah pencegahan atau pembangunan kesadaran, pembebasan korban, dan pemulihan. Semakin berkembang, kini Rumah Faye tengah membangun sebuah shelter di Batam.
Dengan organisasi yang dibentuknya itu, bagaimana kehidupan keseharian dari bocah yang berusia 13 tahun itu? Dengan sikap ceria, Faye menceritakan kegiatan hari-harinya kepada Liputan6.com, Jumat (20/11/2015).
Advertisement
Baca Juga
Sekolah, mengerjakan PR, dan bersosialisasi bersama teman, 3 hal inilah yang mewakili keseharian seorang Faye. Ia mengaku tidur tak larut, yakni sekitar pukul setengah sembilan malam.
Dari cerita Faye dapat dilihat bagaimana orang tuanya menerapkan kedisiplinan dan prioritas akan edukasi. Dituturkan oleh siswi Sekolah Pelita Harapan ini bahwa handphone-nya ada di kamar ibu dan jika ia butuh bertanya pada teman soal pelajaran atau tugas, ia akan ke kamar ibunya.
Gadget tersebut baru boleh ia mainkan setelah semua PR selesai dikerjakan. Begitu juga dengan menonton televisi. Biasanya setelah rampung belajar dan mengerjakan tugas sekolah, Faye akan menelpon temannya untuk ngobrol, atau juga kemudian menonton film dvd.
Melihat bagaimana ia menceritakan semua itu, tampak tak ada beban dalam dirinya menjalani itu semua. Anak yang bercita-cita menjadi Sekjen PBB ini mengaku mengerti bahwa didikan orangtuanya adalah untuk kebaikan dirinya sendiri.