Liputan6.com, Jakarta Indonesia memiliki keanekaragaman keindahan alam yang tidak bisa ditandingi negara lain, mulai dari pantai yang indah, danau yang menawan, hingga panorama pegunungan berapi yang eksotis. Tak hanya itu, keindahan alam Indonesia juga dibalut kearifan budaya lokal yang membuat setiap orang merasa berada di rumahnya sendiri. Tak heran jika keberagaman alam dan budaya merupakan salah satu Pesona Indonesia.
Gunung Bromo merupakan salah satu dari begitu banyak Pesona Indonesia yang ada di Jawa Timur. Masuk dalam empat wilayah kabupaten, yaitu Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang, gunung berapi aktif ini menjadi destinasi wisata yang tak pernah sepi dari pengunjung.
Gunung Bromo secara umum memiliki tinggi 2.392 meter di atas permukaan laut. Luasnya yang mencapai 5.300 hektar dilengkapi dengan lembah dan ngarai yang dikelilingi hamparan pasir. Pada musim penghujan, padang savana Bromo akan mengelurkan warna hijau yang menawan.
Advertisement
Saat berkunjung, Sabtu (14/11/2015), tim Liputan6.com memilih pintu masuk Pananjakan pada ketinggian sekitar 2.780 meter di atas permukaan laut. Pananjakan menjadi pintu masuk favorit bagi wisatawan, pasalnya di lokasi ini tiap orang bisa menyaksikan keindahan pemandangan matahari terbit Gunung Bromo yang menakjubkan, dengan hamparan awan dan Gunung Semeru sebagai latar belakangnya.
Baca Juga
Untuk bisa lebih dekat mengagumi keindahan Gunung Bromo, wisatawan dapat menggunakan fasilitas transportasi yang disediakan pengelola. “Ada jeep dan kuda yang disediakan bagi wisatawan yang ingin menjelajahi Gunung Bromo. Namun saat kunjungan membludak, armadanya masih kurang,” ujar Gatot, seorang pemandu wisata dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) chapter Jawa Timur.
Dengan menggunakan jeep tiap pengunjung dapat kesempatan untuk mendekati kawah Gunung Bromo. Namun sebelum menyaksikan keindahan kawah Gunung Bromo, pengunjung perlu berjalan mendaki mengarungi 250 anak tangga.
Selain kawah, objek wisata yang perlu dikunjungi saat Anda berwisata ke Bromo adalah Pura Suci Suku Tengger. Namun demikian, pura yang sampai saat ini masih digunakan sebagai tempat perayaan Yadnya Kasada tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang.
“Perayaan Yadnya Kasada sendiri digelar tiap tahun. Dalam perayaan itu warga sekitar penganut Hindu akan memberikan persembahan berupa hasil bumi kepada Dewa mereka, dengan cara melarungnya ke dalam kawah Bromo. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan,” ungkap Gatot menjelaskan.
Gunung Bromo sejak lama menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Menurut catatan HPI Jawa Timur, ada sekitar ratusan wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo pada hari-hari biasa. Sedangkan di akhir pekan jumlah wisatawan membludak menembus angka 2.000-an orang. Untuk mendukung aktivitas wisata Gunung Bromo, berbagai fasilitas penunjang wisata kini telah banyak disediakan, mulai dari penginapan hingga jasa pemandu wisata bersertifikat internasional.
Simak perjalanan tim Liputan6.com bersama Indonesia.travel menjelajahi Pesona Indonesia.
(Ibo)