4 Tanda Hancurnya Hubungan Pernikahan

Liputan6.com, Jakarta Pernikahan tak hanya soal menyatukan dua pribadi semata dalam satu ikatan, tetapi juga visi dan komunikasi. Seorang ahli pernikahan, John Gottman dalam buku karangan Malcolm Gladwell yang berjudul Blink mampu memprediksi keberlangsungan sebuah hubungan akan lanjut atau bercerai dengan akurasi 91 persen.

Kebanyakan argumen dalam pernikahan sulit untuk diselesaikan karena pendapat mereka berakar dari gaya hidup, kepribadian, dan nilai-nilai yang berbeda. Dengan perbedaan tersebut, banyak pasangan merasa bahwa apa yang diperdebatkan sudah membuang-buang waktu pernikahan mereka.

Seperti dilansir dari Time.com pada Minggu (29/11), John menemukan beberapa masalah yang terus didebatkan oleh sebuah pasangan tahun demi tahun dalam pernikahan sehingga hal tersebut jadi tanda kiamat dalam hubungan.

1. Kritik
Menurut Gottman, mengeluh mungkin sesuatu hal yang wajar, tetapi lain hal dengan kritik. Kritik memiliki sifat dan makna lebih global. Hal tersebut biasa ditujukkan untuk pihak yang dianggap bersalah.
Kritik mengandung kesan penghakiman yang cukup besar. Jadi, jika dalam sebuah pernikahan sudah banyak mengandung kritik, hal ini bisa jadi tanda berakhirnya hubungan tersebut.

2. Penghinaan
Hampir tak ada orang di dunia ini yang suka untuk dihina. Bentuk penghinaan bisa bermacam-macam, seperti ejekan, cibiran, dan humor sarkas. Jika hal itu sering terjadi antara Anda dan pasangan, hubungan tersebut berpotensi kandas.

3. Pertahanan (Pembelaan diri)
Membela diri jika disalahkan mungkin hal yang wajar untuk setiap orang lakukan. Namun, jika Anda salah masih membela diri saat sedang konflik dengan pasangan dan cukup sering, hal tersebut bisa jadi pemicu retaknya hubungan.

4. Diam
Diam mungkin bisa jadi salah satu jalan keluar ketika Anda tak tahu harus berkata apa. Namun, ternyata diam ini bisa jadi sebuah halangan bagi Anda dan pasangan saat sedang menyelesaikan konflik. Jika sifat ini seringkali Anda dan pasangan hadapi dalam hubungan, cobalah untuk mulai saling bicara dan mendengarkan apa yang menjadi masalah utama.