Sukses

Beda Antara Traveler dan Turis, Anda yang Mana?

Berikut 7 perbedaan antara traveler dan turis.

Liputan6.com, Jakarta Traveler sudah tentu turis, namun turis belum tentu wisatawan. Meski memiliki definisi yang hampir sama, keduanya ternyata melingkupi aktivitas yang berbeda. Tidak ada yang lebih baik dan lebih buruk, traveler dan turis pada dasarnya adalah sama-sama penjelah, yang membedakan hanyalah caranya.

Seperti dilansir dari elitedaily.com, Jumat (26/2/2016), berikut perbedaan antara traveler dan turis dilihat dari berbagai sisi.

1. Turis Menghambur-hamburkan, Traveler Menemukan
Memang tidak ada cara yang salah saat berpergian, tapi pasti ada cara yang lebih baik. Turis cenderung tidak ingin menemukan suatu yang baru atau mengunjungi tempat yang menakutkan. Mereka pergi hanya untuk mengatakan bahwa mereka telah pergi. Sementara traveler selalu bermimpi tersesat di kota-kota asing. Mereka melakukan perjalanan untuk mencari dan menemukan berbagai hal yang ada dalam diri mereka sendiri.

2. Turis Selalu Berpikir Kembali ke Rumah, Traveler Menjadikan Tempat Asing sebagai Rumah
Para traveler menyadari bahwa rumah bukanlah tempat yang statis. Traveler rela meninggalkan kamar nyaman di rumah dan makanan yang enak. Mereka lebih memilih untuk tidur dan makan di tempat yang fantastis. Traveler merasa tempat ternyaman di dunia adalah keluar dari zona nyaman itu sendiri. “Tiap orang adalah guru, tiap tempat adalah sekolah” nampaknya menjadi slogan yang tepat bagi para traveler.

3. Turis Menggunakan Koper Dorong, Traveler Memanggul Ransel
Turis mendahulukan kenyamanan mereka dalam perjalanan. Tanpa benar-benar melihat tempat yang mereka tuju, turis kerap pindah dari hotel ke hotel lainnya. Sementara traveler turun ke jalanan, bertemu dengan orang baru dan menemukan kearifan dari penduduk lokal.

2 dari 2 halaman

Turis Perlu Peta,

4. Turis Perlu Peta, Traveler Mengikuti Arah Angin Berhembus
Sebagian besar turis telah memetakan dan merencanakan segala sesuatunya bahkan sebelum mereka melakukan perjalanan. Mereka tahu persis kemana mereka ingin pergi dan apa yang harus dilakukan. Sementara traveler lebih memilih ‘tersesat’ daripada harus memamerkan tiket pesawat hanya untuk menyenangkan pengikut mereka di Instagram.

5. Turis Menjaga Jarak, Traveler ‘Melebur’
Saat berada di tempat yang baru, turis cenderung mempertahankan bahasa ibu mereka sendiri. Sementara traveler coba mempelajari bahasa dari komunitas yang mereka kunjungi. Wisatawan menjaga jarak dengan apa yang mereka temukan, traveler cenderung melebur. Contoh lainnya adalah, seorang traveler akan terus mengagumi makanan yang disajikan orang lokal meski tidak sesuai dengan lidah dan seleranya.

6. Turis Non-stop Mengambil Gambar, Traveler Mengambil Semuanya
Perjalanan wisata bukan hanya perihal mengambil gambar yang menawan dan mengunggahnya ke jejaring sosial. Memang tidak ada yang salah dengan itu, namun saat Anda hanya fokus untuk mengambil gambar yang menawan, Anda akan kehilangan kesempatan besar merasakan berbagai hal menarik yang tidak bisa tergambarkan dengan kamera secanggih apapun. Seorang traveler tahu betul kapan seharusnya mengambil gambar.

7. Turis Membaca Buku, Traveler Menulis Buku
Turis adalah pembaca buku yang baik, mulai dari buku panduan perjalanan, hingga buku yang isinya berbagai tips fashion dalam perjalanan wisata. Saat turis cenderung membaca, para traveler justru membuat tulisan. Turis puas dengan uraian dan foto, sementara traveler tahu keindahan nyata yang sebenarnya. Traveler bisa membuat suatu tempat menjadi hidup, mengubah suatu pengalaman menjadi kisah yang patut untuk ceritakan kembali dalam tulisan.