Liputan6.com, Jakarta Komunikasi merupakan salah satu aspek kecerdasan yang wajib dimiliki setiap anak. Melalui komunikasi inilah anak dapat memperluas kosa kata dan mengembangkan daya penerimaan juga daya ingatnya. (Baca: 4 Aspek Kecerdasan Si Kecil)
”Bayi usia 4-6 bulan sudah mulai mengeluarkan suara-suara, meskipun belum jelas,” - Mellisa Essenburg, MS, CC, SLP, speech pathologist dari San Diego.
Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang sehat dan cerdas merupakan dambaan semua orang tua. Ketika memanggil "Ma..ma..Pa..Pa.." membuat Ibu menjadi tersenyum simpul, sungguh bahagia bukan mendengarnya?
Advertisement
Sebagai orangtua, khususnya seorang ibu pasti akan merasakan kekhawatiran jika si Kecil yang tercinta mengalami keterlambatan dalam hal berkomunikasi yaitu berbicara. Berikut ini tahapan usia anak berbicara hingga bisa mengucapkan kalimat yang mempunyai arti dan mulai bisa dipahami:
- Usia 0-3 bulan: si kecil hanya mengeluarkan suara seperti menangis dan tertawa
- Usia 4-6 bulan: si kecil akan mengeluarkan suara satu sampai dua kata dengan pengulangan, seperti ma...mama..pa..papa...
- Usia 6-9 bulan: si kecil sudah mulai bisa menggabungkan beberapa kata, misal: "Ibu makan", "Mau main" dan sebagainya.
- Usia 10-12 bulan: si kecil akan mengalami peningkatan bicaranya menjadi lebih aktif dan sering menirukan kata-kata yang ibu ucapkan meski belum bisa sama persis.
- Usia 1-4 tahun: buah hati ibu akan tumbuh menjadi anak yang sudah lebih pandai meniru ucapan dan lebih baik lagi dalam mengeluarkan suara sehingga ibu bisa lebih mudah memahami maksudnya.
Orangtua dan lingkungan memiliki peranan sangat penting dalam membentuk kelancaran si kecil dalam berinteraksi dan berbicara.
Masih bingung bagaimana caranya melatih dan merangsang si kecil supaya menjadi bisa dan mudah berbicara? Yuk, kita liat disini 4 Cara Melatih dan Menstimulasi Anak Berbicara:
1. Giat Ajak Si Kecil Berkomunikasi
Sejak bayi, orangtua harus sudah mulai senang mengajak si kecil berinteraksi dan berbicara kapanpun dan dimanapun. Saat si kecil sedang memegang benda ajak ia berbicara dengan memberi tahu benda tersebut. Ajak juga si kecil untuk mengetahui nama-nama benda di sekelilingnya, dengan cara menunjuk dan memberi tahu nama benda tersebut.
Dengan seringnya ibu mengajak si kecil mengobrol ini akan membantu agar si kecil menjadi lebih komunikatif.
2. Latih Bicara Dengan Cara yang Menyenangkan
Ini cara yang paling membuat si kecil menjadi lebih tanggap dalam mendengarkan apa yang kita ucapkan.
Menghibur disini bukan hanya sekedar mengajaknya bermain tetapi memberi pelajaran yang membuatnya si kecil nyaman dan lebih terhibur sehingga lebih cepat lagi merangsang kemampuan berbicara.
Contohnya:
1. Mendongeng
Ajak si kecil mendengarkan dongeng, lalu gunakan mainan anak, boneka tangan atau benda apapun yang bisa menjadi media edukatif yang mudah diserap si kecil.
Fungsinya tentu bisa lebih menarik perhatian, menambah kosa kata lewat kata-kata yang kita ucapkan sehingga merangsang si kecil lebih bersemangat untuk meniru apa yang Ibu atau Ayah ucapkan.
2. Menyanyi Untuk Si Kecil
Ya, dengan menyanyikan lagu-lagu pada saat menggendongnya, mengajak tidur, dan mandi jika ini dilakukan secara rutin dan terus menerus akan membuat si kecil jadi terbiasa mendengarkan. Lambat laun, ia pasti akan mencoba menirukan apa yang Ibu nyanyikan untuknya.
3. Ajak Bermain
Bermain merupakan alat bantu paling mudah saat mengajak si kecil berinteraksi. Dengan bermain ini merangsang otak anak menjadi lebih aktif lagi. Mengajak bermain dengan gambar-gambar pada flash card misalnya, benda-benda yang ada gambarnya, ini dapat menambah kosa kata pengucapannya.
Jadikan kegiatan membaca gambar pada flash card kegiatan sehari-hari dan terstruktur. Minta si kecil menirukan ucapan ibu saat menunjukkan gambar. Lalu bila dia sudah bisa menyebutkan nama-nama benda pada gambar, mintalah dia sendiri yang mengucapkan.
Lakukan hal ini selama anak ibu senang melakukannya, jika sudah mulai jenuh dan enggan menirukan lagi ajak bermain puzzle yang ada gambar-gambar yang bisa dijadikan petunjuk untuk mengajarkan si kecil menyebutkan yang ada pada gambar tersebut, misalnya "ini sa..pi.. sapi..."
4. Tanggapi Ocehannya dan Perbaiki
Si kecil sudah mulai memberi respon dan mengeluarkan suara? Jangan ragu untuk menanggapinya. Ibu bisa berpura-pura menanyakan maksud ocehannya sambil tertawa atau tersenyum. Perlihatkan wajah bahagia Ibu, kemudian lihat reaksinya.
Jangan berusaha mengerti perkataan si kecil bila dia berbicara dengan cara tidak jelas. Misalnya dia minta minum hanya dengan cara menunjukkan gelas dan berkata “maam..”. Tatap matanya dan katakan “mau makan”.
Minta si kecil memperhatikan gerakan mulut ibu dan menirukan ucapan perlahan-lahan. Lakukan terus hal-hal yang melibatkan Ibu dan si kecil dalam setiap kesempatan. Saat ia mulai menirukan suara ibu, ulangi juga kata-kata tersebut.
Apa yang ibu katakan, akan tersimpan dalam memorinya dan suatu saat si kecil akan meniru apa yang dia dengarkan, baik yang diajarkan orang tua maupun oleh orang-orang di sekitarnya. Satu hal yang paling penting adalah mengajarkan si kecil bicara dengan kata-kata yang positif, meskipun dia belum bisa bicara, karena ini akan mengasah rasa percaya diri mereka.
Agar komunikasi si kecil tumbuh dengan maksimal dan dapat berbicara dengan lancar, maka ibu harus memperhatikan segala makanan dan nutrisi penting yang wajib dikonsumsi
Omega 3 dan DHA tinggi adalah nutrisi wajib dan harus ada di setiap asupan makanan anak dalam usia emas. Di samping itu, protein, kalsium, zat besi, vitamin A dan C, juga tidak boleh terlewatkan. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil, Anda juga bisa memberikan susu tambahan yang memiliki kandungan-kandungan tersebut.
Pantau terus perkembangan otak dan kecerdasan si kecil ya bu!
Artikel ini dipersembahkan oleh Enfa A+ Smart Center, optimalkan cerdasnya! Untuk konsultasi, tanyakan melalui WhatsApp Enfa A+ Smart Center di 0877-777-00253 setiap Senin-Jumat pukul 9 pagi sampai 5 sore.
(Adv)