Liputan6.com, Jakarta Tidak ada orang yang mudah untuk meminta maaf. Permintaan maaf bukan sebuah permainan.
Bahkan orang dewasa terkadang masih mengatakannya dengan berteriak, seperti sesuatu yang dipaksa untuk keluar. Atau jika anak kecil yang mengatakannya, ia akan menunduk menatap kakinya sambil berbisik meminta maaf.
Dilansir dari motto.time.com, Senin (14/3/2016), tidak ada orang yang suka menjadi pihak yang salah. Orang yang bersalah akan nampak sebagai pribadi yang buruk. Setiap orang pasti akan melakukan segala cara untuk menghindari hal ini.
Advertisement
Baca Juga
Jika Anda merasa telah berperilaku sebagai seorang pribadi yang baik, peduli, dan menyenangkan, Anda juga akan mengetahui bahwa orang baik akan berani meminta maaf. Keengganan untuk meminta maaf jauh lebih berbahaya daripada kesalahan yang Anda perbuat. Saat Anda beradu argumentasi, pihak orang lain yang telah dirugikan dapat merasa terpaksa dan akhirnya membenarkan tindakan Anda. Jangan menganggap permintaan maaf sebagai bentuk agar dipandang sebagai orang yang baik, namun karena Anda sungguh-sungguh sadar akan kesalahan Anda.
Pada akhirnya, Anda harus berdamai dengan kata "maaf", dan berikut ini adalah beberapa aturan penting untuk meminta maaf secara dewasa dan benar.
1. Tempatkan diri pada posisi orang lain
Ini merupakan perangkap terbesar, karena sebagian besar orang akan kesulitan menempatkan diri di posisi orang lain. Faktanya, Anda tidak dapat mengalami sesuatu dengan cara yang sama seperti yang dialami oleh orang lain. Kemampuan Anda membayangkan perasaan orang lain tidak menjamin perasaan Anda tepat. Sebab yang mengalami bukanlah Anda, tapi lawan bicara Anda.
2. Meminta maaf untuk apa yang Anda lakukan
Untuk meminta maaf, Anda harus tahu kesalahan apa yang Anda buat. Jika Anda tidak mengerti kesalahan yang Anda buat sehingga menyakiti orang lain, jangan berpura-pura mengerti. Jangan meminta maaf untuk kesalahan yang tidak Anda mengerti.
3. Perbaiki situasi dan jangan mengulanginya lagi
Berkomunikasilah dengan lawan bicara Anda jika ia bersedia untuk mendengarkan. Meminta maaf bukan berarti menganggukkan kepala beberapa beberapa kali, lalu melupakannya. Kedewasaan terlihat dari bagaimana Anda membuat keadaan menjadi baik, atau setidaknya bagaimana mencegah kesalahan terjadi kembali. Ingatlah, bahwa lawan bicara Anda tidak berhutang apapun, jadi jangan paksa ia melakukan apapun yang Anda inginkan.
4. Tidak ada kata 'tapi'
"Aku minta maaf, tapi..." Ini bukan sebuah permintaan maaf, tapi argumen. Jika Anda sedang meminta maaf, maka Anda akan mengakui tindakan Anda yang salah, dan perasaan dari orang yang Anda lukai. Perasaan dan pendapat Anda tidak berarti di sini.
Jika lawan bicara Anda melakukan kesalahan juga, maka tunggulah gilirannya. Sampaikan penyesalan Anda dengan sungguh-sungguh. Biarkan ia memahaminya, kemudian cari waktu yang tepat untuk menyampaikan sisi Anda. Jika lawan bicara Anda tidak menyampaikan permintaan maafnya, anggap saja Anda sedang dilatih untuk menjadi seseorang yang lebih dewasa.
5. Ingat bahwa pengampunan bukan bagian dari kesepakatan
Lawan bicara tidak berhutang apapun pada Anda. Mereka tidak harus mendengarkan, memaafkan, dan menyukai Anda.
Anda dapat meminta maaf, di saat mereka tidak mau memaafkan Anda, dan tahukah Anda bahwa itu tidak masalah.
Mereka dapat berteriak di depan wajah dan mengatakan bahwa mereka membenci Anda, namun itu tidak perlu membuat Anda terus-menerus merasa bersalah. Mereka tidak menyukai diri Anda dan itu bukan masalah. Anda tidak memerlukan pendapat mereka untuk tetap hidup bahagia.