Sukses

Nikmatnya Sagu Rendang hingga Laksa Sagu, Kuliner Riau

Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, mengembangkan olahan sagu menjadi wisata kuliner di daerah itu

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, mengembangkan olahan sagu menjadi wisata kuliner di daerah itu karena dinilai memiliki keunikan dalam setiap proses pengolahannya.

"Sagu memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa yang merupakan habitat alami dari rumbia," kata Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Inhil Zulaikhah Wardan di Tembilahan, Rabu.

Ia menjelaskan bahwa sagu merupakan tepung yang olahannya berasal dari pemrosesan teras batang rumbia atau lebih dikenal dengan pohon sagu. Tepung ini memiliki karakteristik yang mirip dengan tepung tapioka.

"Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering diganti dengan tepung tapioka sehingga namanya sering kali dipertukarkan, namun pada dasarnya tepung ini berbeda," jelasnya.

Dia menerangkan setiap seratus gram sagu kering setara dengan 355 kalori. Didalamnya rata-rata terkandung 94 gram karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10 miligram kalsium, 1,2 miligram zat besi, dan sedikit unsur lemak, karoten, tiamin dan asam akrobat.

"Untuk wisata kuliner di Inhil, sagu diolah menjadi sagu rendang dan laksa sagu, masyarakat setempat mengenalnya dengan istilah nangkop," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa "nangkop" ini berarti memakan sagu yang dihidangkan dengan ikan, udang, kerang ataupun lauk pauk lainnya.

"Bagi yang suka ngemil, sagu rendang di Inhil ini mesti dicoba, bentuknya bulat mungil, rasanya gurih-gurih manis dan renyah, jika dilihat sepintas cemilan ini mirip seperti ketumbar atau lada dengan warna kecoklatan," ucapnya.

Kemudian dia menjelaskan jika sagu rendang adalah cemilan khas Inhil yang adonannya dibuat dari bahan dasar tepung sagu, telur dan kelapa. Semua bahan dasar pembuatannya diambil dari perkebunan yang ada di Inhil.

"Olahan sagu ini sangat cocok untuk dijadikan buah tangan, satu bungkus sagu rendang berisi 15 hingga 20 gram yang dijual dengan harga Rp5 ribu per bungkus," ucapnya.

Proses pembuatan sagu rendang ini yang pertama adalah mengayak tepung sagu secara berayun, setelah diayak tepung sagu ini kemudian digonseng hingga berwarna kecoklatan.

"Proses pembuatannya tidak sulit, sagu rendang ini tidak hanya ditemui saat acara besar saja, namun sagu rendang dan laksa sagu ini juga dapat ditemui pada anjungan pameran yang diadakan oleh kabupaten, provinsi dan nasional," katanya.