Sukses

Mengintip Megahnya Masjid Tertua di Singapura

Masjid Sultan merupakan masjid tertua di Singapura dan menjadi salah satu destinasi wisata religi di Negeri Singa

Liputan6.com, Jakarta Bangunan kuno atau bersejarah masih menjadi destinasi wisata favorit banyak orang. Biasanya wisatawan ingin menggali lebih dalam tentang nilai historis yang terkandung di dalamnya. Jika berlibur ke Singapura dan ingin menikmati wisata sejarah, Anda dapat mengunjungi Masjid Sultan.

Masjid Sultan merupakan salah satu masjid tertua yang dibangun di Singapura. Meski telah mengalami beberapa renovasi, masjid yang terletak di daerah Kampung Gelam ini masih memiliki arsitektur orisinal. Keaslian yang dijaga meliputi dinding, lantai, serta desain jendela dan pintu. Sekilas terlihat perpaduan sentuhan gaya rancangan Arab, Turki, India, dan Melayu.

Saat berkunjung, kami sempat berbincang dengan Hasim, seorang warga lokal yang berkisah tentang sejarah. Masjid ini dibangun pada tahun 1826, empat tahun setelah pembangunan masjid tertua di Singapura, Masjid Omar Kampung Melaka. Masjid Sultan dibangun oleh Sultan Hussain Shah dari Johor yang merupakan penguasa Pulau Singapura kala itu.

Arsitektur awal Masjid Sultan dibuat oleh masyarakat Jawa yang tinggal di Singapura. Dulunya, bangunan masjid ini belum menyerupai bentuk yang sekarang, tetapi masih berupa masjid dengan atap berbentuk limas bersusun tiga seperti masjid di Pulau Jawa umumnya. Namun setelah direnovasi, Masjid Sultan disulap menjadi lebih megah.

Interior Masjijd Sultan, Singapura, menampilkan sisi estetis yang memukau.

Dinding yang tinggi dengan pintu dan jendela besar membuat Masjid Sultan terlihat megah dan mengagumkan. Kubah mesjid yang berwarna emas semakin menunjukkan gagahnya masjid peningalan sejarah ini.

Tidak hanya indah dilihat dari luar, bagian dalam masjid juga tidak kalah megah. Interior masjid ini menggunakan ornamen lampu yang mewah. Kemudian lantai dilapisi dengan karpet didominasi warna kuning yang bersih. Tiang-tiang tinggi yang menopang juga memperkokoh bangunan.

Mengingat Singapura bukan negara dengan dominasi umat muslim, masjid tua ini menarik banyak wisatawan, termasuk non muslim. Mereka diperbolehkan masuk sampai area serambi belakang masjid, dengan berpakaian sopan. Pengelola masjid meminjamkan abaya atau gamis kepada mereka untuk menutup auratnya ketika akan masuk ke dalam masjid.