Liputan6.com, Jakarta Sebuah lowongan kerja di industri perhotelan bergaji Rp 90 juta per bulan di Amerika Serikat yang termuat dalam surat kabar menjadi awal mula Shandra Woworuntu terjeblos dalam perdagangan manusia dan budak seks. Berbekal resume pekerjaan sebelumnya sebagai analis dan trader sebuah bank internasional di Jakarta, ia memberanikan diri dan membulatkan tekad untuk mencoba peruntungan bekerja di Negara Adikuasa.Â
Shandra merupakan salah seorang dari banyaknya korban yang kehilangan pekerjaan saat likuidasi bank kala krisis moneter tahun 1998 silam. Lulusan bidang keuangan ini pun harus menghidupi keluarga dan putrinya yang berusia tiga tahun. Maka ia pun meminta izin dan menitipkan sang putri pada ibunya seperti dilansir dari bbc.com, Jumat (1/4/2016).
Baca Juga
Persyaratan yang diajukan untuk dapat bekerja di Negeri Paman Sam tersebut cukup banyak dan melalui proses yang panjang. Setiap pelamar wajib bisa berbahasa Inggris dan membayar Rp 30 juta atau sekitar 2.700 Dolar AS. Shandra pun melalui segala proses rekrutmen yang panjang dan melewati banyak wawancara.
Advertisement
"Pelayanan pelanggan adalah kunci untuk bisa mendapatkan pekerjaan ini," kata kunci tersebut merupakan kode terkutuk yang diberitahukan kepada Shandra.
Setelah Shandra dinyatakan lulus dari semua tes, tanpa pikir panjang ia menerima dengan harapan mendapat penghasilan 5.000 Dolar AS atau Rp 90 juta per bulan. Ia berjanji pada ibu dan kakaknya akan kembali dalam waktu enam bulan berikutnya.Â
Namun, mimpi tinggal mimpi. Amerika yang selama ini menjadi sebuah negara tempat labuhan cita-cita dari ratusan manusia di dunia, malah menjadi malapetaka bagi Shandra. Shandra tiba di Amerika Serikat pada minggu pertama bulan Juni tahun 2001.Â
Setibanya di bandara John F. Kennedy bersama empat wanita dan seorang pria, Shandra mendengar namanya dipanggil oleh seorang pria yang memegang fotonya dirinya sedang menggunakan tank top. Shandra sempat berpikir dari sekian banyak foto yang dikirim mengapa pria ini memilih foto tersebut. Namun senyum hangat pria bernama Johnny ini tampaknya dapat menenangkan Shandra. Saat itu, yang ada di benak Shandra hanyalah semangat ingin segera sampai di tempat kerjanya yang baru.
Sebelum sampai mobil, Johnny membagi Shandra dan yang lainnya menjadi dua kelompok dan mengambil semua dokumen termasuk paspor Shandra. Setelah itu, bersama dengan dua wanita lainnya, Shandra dibawa menuju ke Chicago, yang berjarak hampir 800 mil dari bandara JFK tempat ia mendarat di New York.
Keanehan mulai dirasakan oleh Shandra ketika Johnny membawanya dan dua wanita lainnya ke Flushing di Queens dengan tergesa-gesa. Ia menyuruh mereka turun dan berganti kendaraan dengan supir yang juga berbeda. Sebelum pergi menggunakan mobil dan sopir yang baru, Shandra sempat melihat Johnny menerima uang dari sopir baru tersebut.
Shandra merasakan ada yang tidak beres di sini, namun ia tetap berusaha berpikiran positif dengan dugaan uang tersebut adalah upah untuk Johnny karena telah menjemput tamu di bandara.
Perpindahan ini berlangsung hingga empat kali dengan kejadian pemberian upah kepada supir yang sebelumnya. Akhirnya Shandra melihat sopir keempat yang membawanya membawa sebuah pistol. Sopir ini membawa mereka ke sebuah rumah di Brooklyn. Ketika sampai dan mengetuk pintu, sopir ini mengatakan, "Mama-san, ada gadis baru!"
Di sinilah, Shandra mulai panik dan menyadari keberadaannya. 'Mama-san' adalah panggilan untuk madam di rumah bordil.
Walaupun rasanya ingin langsung melarikan diri dari tempat tersebut, nyatanya Shandra bahkan tidak mampu melakukan apapun. Begitu pintu terbuka, Shandra melihat seorang gadis remaja berusia sekitar 12 atau 13 tahun sedang berteriak minta tolong karena dipukuli oleh beberapa pria.
Salah seorang pria di ujung ruangan tersenyum melihat Shandra sembari mengayun-ayunkan tongkat baseball-nya, memberi semacam peringatan untuknya.
Sesuatu dalam diri Shandra hanya mengatakan ia harus bisa bertahan hidup, walaupun berarti ia harus melakukan segala hal yang diperintahkan kepadanya. Benar saja, hanya dalam waktu beberapa jam setelah kedatangannya di Amerika, Shandra dipaksa untuk berhubungan seksual.Â