Liputan6.com, Jakarta Pria kelahiran Jakarta yang pada 10 Februari lalu berulang tahun yang ke 57 tahun ini berdarah campuran Indonesia dan Perancis. Bernama lengkap Muzafar Oscar Fransiskus Malikmass atau akrab disapa Zaf ini memiliki kecintaan akan tanah kelahirannya, Indonesia melebihi negara tempatnya dibesarkan, Belanda.
Melalui talentanya di bidang seni, Zaf bertekad untuk membawa dan menampilkan keindahan serta kedahsyatan Indonesia ke kancah internasional melalui desain dan lukisannya. Pria yang memiliki dandanan cukup nyentrik ini mengawali karirnya ketika ia melihat graffiti di jalanan Belanda.
Baca Juga
Advertisement
Baca Juga
Kala itu muncul ide kreatif untuk menggabungkan graffiti dengan pola-pola ikonik dari Indonesia, seperti batik. Tema yang diangkat di setiap karya suami dari Ita Sembiring ini pun seputar isu sosial, budaya, dan politik di dunia.
Tim Liputan6.com beruntung mendapat kesempatan untuk menyambangi kediaman Zaf di kawasan BSD pada Jumat (8/4/2016) dan mendapati Ayah dua putra dan putri ini yang menyambut kami dengan hangat. Kediaman pribadi Zaf juga dijadikan galeri untuk memproduksi dan memamerkan karya-karyanya baik dalam bentuk lukisan dan rancangan busana yang ia jual secara ekslusif dengan nama Urbanhippierepvublic.
Ketika diwawancara oleh Liputan6.com, Zaf mengatakan bahwa produk Urbanhippierepvblic yang ia usung merupakan representasi dari kolaborasi antara keindahan pola budaya di Indonesia dengan graffiti.
"Saya terinspirasi dengan graffiti yang ada di tembok-tembok jalanan di Belanda dan terutama pada pola grafis khas Indonesia, seperti pada batik," ujar Pria dengan kepala plontos ini.
"Urbanhippierepvblic merupakan karya seni murni yang saya komersilkan, tetapi tetap eksklusif dengan aliran Urban Art Fashion," tambah Zaf.
Zaf menambahkan bahwa desain pada kain dan busana yang ia jual juga berangkat dari keresahannya akan isu fenomena sosial. Melalui media sosial instagram, Zaf memperkenalkan desain-desain busananya kepada dunia internasional dan lokal.
"Sejauh ini tanggapan dari orang-orang di instagram terlihat antusias akan desain yang kami tawarkan, ada yang bilang unik, futuristik, dan artistik," ujar Zaf.
Namun, dalam mengembangkan bisnisnya, Zaf mengalami hambatan dan tantangan besar, yaitu tak adanya vendor yang mau memproduksi desainnya. Bukan karena desain tak menarik, tetapi sebagian besar konveksi hanya menerima pesanan dalam jumlah besar.
"Sangat sulit mendapatkan konveksi yang mau memproduksi desain kami dalam jumlah sedikit karena biasa mereka terima partai besar," ujar Zaf.
Media yang digunakan Zaf untuk tekstil biasanya menggunakan bahwa chiffon dan silk karena tidak kaku. Sedangkan, jika ada pesanan yang meminta harga lebih murah, ia menggunakan katun sebagai bahan dasarnya.
Perihal harga, Zaf menyesuaikannya dengan pesanan dan tingkat kesulitan saat produksi. Biasanya, bagi mereka yang ingin memiliki karya rancangannya tersebut bisa langsung menghubungi dirinya karena tidak diperjualbelikan secara offline.
Zaf tak hanya mendesain baju untuk produk tekstil saja, tetapi juga tas dan sepatu. Namun, beberapa koleksi sepatu dan tas tak seberuntung produk tekstilnya karena masih belum menemukan investor serta vendor yang bisa memproduksi karyanya dalam jumlah terbatas.
Â