Sukses

Akhiri Dilema Mencintai Teman Dekat yang Hanya Ingin Jadi Sahabat

Bagaimana cara setop galau dan dilema karena mencintai sahabat sendiri? Motivator Cinta Feri Purwo berbagi solusi dari kisah Yulia ini

Liputan6.com, Jakarta Daripada Curcol alias curhat colongan ke sembarang orang, mending curhat ke tempat yang tepat bersama Motivator Cinta Feri Purwo. Cinta itu luas, enggak harus melulu soal cinta antar pasangan. Anda bisa bercerita tentang keluarga, karier, finansial, dan tentunya problem cinta dengan pasangan. Kirim cerita Anda dengan mengisi formulir di sini. Jangan biarkan galau Anda berkepanjangan tanpa solusi!

Pertanyaan

Ilustrasi Just a Friend (Gambar: Andreas)

Dear Feri,

Saya Yulia, 28 tahun yang sedang galau tingkat tinggi. Bukan karena saya baru saja putus cinta dari kekasih. Tetapi karena teman dekat pria saya baru putus dari pacarnya. Di satu sisi saya senang mendengarnya. Karena sejujurnya saya sangat sayang padanya.

Sebelum menjalin hubungan dengan mantan pacarnya, dia selalu bercerita segala hal pada saya. Namun perlahan hubungan kami menjauh setelah mereka bersama.

Sebenarnya, salah satu alasan saya pacar terakhir karena ingin move on dari dia yang mengabaikan cinta saya. Saya ingin menyudahi segala dilema karena tidak tahan mendengar dia mencintai orang lain. Saya pun mem-block WhatsApp-nya. Saat saya mem-block dia selalu mempertanyakan kenapa dan meminta agar saya tidak meninggalkannya.

Belum lama ini saya memberinya kejutan kecil. Saya datang ke tempatnya dan kami saling bercerita. Sebelum saya pulang, ia memberikan pelukan hangat. Saya tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi dia.

Jiwanya seperti mati karena wanita itu. Saya berusaha menghibur dan membuatnya tertawa. Namun setiap saja ajak untuk pergi dia selalu menolak halus. Ada apa dengan dia? Lalu apa yang harus saya lakukan?

Terima kasih

2 dari 2 halaman

Jawaban

Terawang oleh Motivator Cinta Feri Purwo
Hi Yulia,

Cinta bukanlah kumpulan rasa yang muncul untuk memaksakan sebuah keinginan diri. Cinta hadir dalam hati untuk memberikan ketulusan tanpa harus memiliki.

Seharusnya kamu bahagia karena dia jujur tentang rasa dalam dirinya. Meski terkadang kejujuran itu pahit untuk didengar, namun yakinlah akan membahagiakan di ujung perjalanan.

Saya membaca dia memang tidak memiliki rasa dengan kamu. Biarlah itu urusan dia dengan hatinya sendiri. Sebab dia memiliki kriteria yang bisa mendatangkan bahagia dalam persepektif pikirannya.

Sementara itu, kamu tidak bisa memaksakan apa yang ingin dirasakan dengan kebahagiaan yang dia ciptakan. Menjadikan dirinya sebagai sahabat akan membuat ikatan yang hebat.

Sekarang kamu harus menerima keputusan jujurnya. Jangan berharap lebih karena hanya akan melukai dirimu sendiri. Kini saatnya menatap ke depan karena ada seseorang yang menunggu kamu dengan cinta yang lebih sempurna. Saya yakin pertemuan itu tidak lama lagi.

Wassalam,

Motivator Cinta